Saat Ini Cina Produsen Senjata Terbesar Kedua Dunia
STOCKHOLM—Dalam sebuah laporan yang dilansir Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), diketahui bahwa saat ini Cina merupakan produsen amunisi terbesar kedua di dunia.Laporan itu juga mencatat kurangnya transparansi, yang menjadi ‘peringatan penting’ dalam proses industri senjata Cina ke depan.
Munculnya industri senjata Cina sebagai yang kedua terbesar di dunia tersebut cukup mengejutkan, meski dalam dekade ini negara Tirai bamboo tersebut memang agresif memperkuat militernya. Satu dekade lalu Cina masih mengandalkan impor untuk senjata-senjata yang kini mereka produksi tersebut, demikian kesimpulan para peneliti dalam laporan yang dirilis Senin (27/1) lalu itu.
Laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) itu menunjukkan, produksi senjata Cina (yang sebelumnya diselimuti misteri karena kurangnya transparansi) telah tumbuh pesat. Tercatat tiga dari 10 perusahaan senjata terbesar di dunia adalah milik Cina.
“Kita dengan yakin mengatakan, Cina adalah produsen senjata terbesar kedua di dunia, di belakang AS dan di depan Rusia,” kata Nan Tian, penulis laporan itu kepada AFP. Namun, laporan itu mencatat kurangnya transparansi masih menjadi “peringatan penting” ketika mempelajari industri senjata China.
Sebagian besar dari amunisi Cina yang diperkirakan bernilai 70- 80 miliar dolar AS itu dijual setiap tahun dan dibeli berbagai cabang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Cina. Namun demikian hal itu merupakan perubahan dramatis selama 10 tahun terakhir, karena Cina di masa lalu adalah importir besar senjata dari Rusia dan Ukraina.
“Mereka tidak perlu lagi bergantung pada negara lain untuk senjata mereka,” kata Tian. Perusahaan-perusahaan senjata Cina juga jauh lebih terspesialisasi daripada rekan-rekan mereka di belahan dunia lain. Aviation Industry Corporation of China (AVIC), perusahaan persenjataan terbesar di negara itu, misalnya, sebagian besar memproduksi pesawat terbang dan avionik, sementara sebagian besar produsen non-Cina mencakup berbagai produk militer.
Para peneliti SIPRI sebelumnya telah berjuang untuk mendapatkan data yang dapat diandalkan tentang ukuran industri persenjataan Cina, karena pabrikan-pabrikan yang ada semuanya badan usaha milik negara. “Semuanya terkunci di bawah istilah keamanan nasional,” ujar Tian.
Dalam laporan tersebut, para peneliti telah memeriksa empat perusahaan China tertentu, yang semuanya berada pada peringkat 20 besar dunia. Laporan itu mengatakan, dengan peningkatan data yang tersedia pada perusahaan-perusahaan tersebut,“Sekarang ada kemungkinan untuk mengembangkan perkiraan yang cukup andal mengenai skala industri senjata Cina.” SIPRI memperkirakan, saat ini Cina merupakan eksportir senjata terbesar kelima di dunia.
Secara khusus, Tian mengatakan bahwa salah satu kisah sukses Cina sebagai pengekspor senjata berada di area Unmanned Aerial Vehicle (UAV), yang biasa dikenal sebagai drone, yang telah digunakan dalam konflik Libia dan Yaman.
Masuknya Cina ke dunia penjualan senjata menjadi perhatian khusus bagi para peneliti. Pasalnya Beijing belum menandatangani banyak peraturan pengendalian senjata yang ada, termasuk Perjanjian Perdagangan Senjata yang disetujui Majelis Umum PBB pada 2013. “Tidak ada sistem mengikat yang dapat meminta pertanggungjawaban Cina dan para eksportir ini,” kata Tian kepada AFP. [DeutscheWelle/EconomicTime]