Desportare

Valtteri Bottas, Juara di Austria, Cinta di Australia

STYRIA – Darah balap warga Finlandia seakan mengalir di tubuh Valtteri Bottas. Ia seperti penerus estafet kejayaan para pemacu jet darat asal negeri Skandinavia. Silsilah yang diturunkan sejak Keke Rosberg lalu sempat kosong melompong kemudian diisi oleh Mika Hakkinen di era akhir 1990-an.

Mika yang seteru Michael Schumacher mundur, kemudian datang si bocah ajaib Kimi Raikkonen. Sebenarnya ada tiga nama yang juga mencuat, yaitu Jyurki Juhani Jarvilehto atau akrab disapa JJ Lehto, Mika Salo dan Heikki Kovalinen. Namun mereka tak mencuat karena jarang naik tribun.

Sedang Bottas adalah generasi baru Finlandia yang siap mencetak catatan baru sebagai penerus tradisi.

Podium yang kecil dipindah ke aspal sirkuit

Memenangi balapan F1 Austria 2020 jelas penuh cerita bagi seorang Bottas. Ini adalah balapan pertama musim 2020 akibat beberapa negara membatalkan diri, termasuk sirkuit baru di Vietnam. Tanpa sorak penonton. Pun selebrasi juara yang terasa sepi.

Kisah lainnya, dari 20 pembalap hanya 11 yang masuk garis finish. Bahkan Lewis Hamilton yang digadang bakal menjadi juara 1 harus menelan pil penalty akibat kesalahannya. Sebastian Vettel yang tahun silam cukup galak, juga harus puas di posisi 10 besar. Semangat Vettel memang sudah kendor sejak awal musim.

Max Verstappen yang diharapkan menjadi duel partner di barisan depan bersama Bottas mengalami kerusakan mesin. Ia tersungkur dan harus memakirkan mobil Honda-nya lebih cepat.

Hanya sesal didapat. Padahal ia sudah mengincar podium. “Saya pikir itu akan menjadi podium yang mudah dan yang ketiga akan menjadi awal yang baik untuk musim ini tetapi apa yang bisa Anda lakukan ?” kata pembalap Belanda 22 tahun itu.

DUA KALI PODIUM 1 GP AUSTRIA

Bagi Bottas tahun 2020 yang unik bisa jadi peluang untuk menjadi juara dunia. Modal poin 25 sudah cukup menjauhkan 13 poin dengan koleganya, juara dunia Lewis Hamilton.

Raihan ini sungguh berarti bagi Bottas. “Saya berhasil mempertahankannya dan mengendalikan balapan dari sisi saya dan ini awal yang baik untuk musim ini,” ujarnya.

Jika sekali lagi juara 1 di Sirkuit Austria 12 Juli, ia cetak rekor

Tahun 2020 hanya akan ada delapan race di mana Austria dan Inggris akan menggekar dua kali balapan. Semuanya digelar di Eropa. Sudah satu dihelat, tinggal tujuh lagi.

Trek Red Bull Ring di Styra Austria bukan pertama kali memberi tempat pertama bagi Bottas. Tahun ini adalah untuk kedua kalinya. Tiga tahun silam, mobil Mercedes yang ia pacu masuk finish urutan satu. Sementara podium level tiga sempat ia injak pula pada tahun 2014 dan 2019.

Bahkan rekan satu timnya, Hamilton baru sekali berdiri di podium pertama di Austria. Maka, jika race mendatang yang digelar lagi di Styra dan Bottas bisa menjaga kemampuannya, ia bakal menjadi pembalap pertama yang meraih tiga kali berdiri di podium pertama GP Austria.

CINTA BERENANG KE BERSEPEDA

Sukses di Austria tampaknya tak seiring dengan kisah cintanya. Akhir tahun silam, ketika tinggal satu seri balapan selesai dan Bottas menduduki ranking dua di bawah Hamilton, kabar duka datang.

Pernikahan Bottas dengan mantan atlet renang Finlandia Emilia Pikkarainen kandas. Hubungan ini hanya bertahan tiga tahun. Bahkan usia pernikahan Bottas-Emilia jauh lebih pendek dari usia pacaran mereka yang enam tahun.

Dunia balap F1 yang ketat dan menyibukkan, menurut Bottas sebagai biang masalah perceraiannya. Bayangkan pembalap bernomor 77 ini harus mengikuti 21 balapan. Dimulai Maret di Melbourne  Australia dan berakhir 1 Desember di Abu Dhabi Uni Emirat Arab. Itu belum termasuk sesi persiapan yang biasanya makan waktu satu bulan. Maka bisa ditebak, waktu pulang kampung pun jadi sangat pendek.

Tragisnya keputusan berpisah itu terjadi tiga hari sebelum lampu start race Abu Dhabi menyala semua. Untung, ia masih bisa menyikat 12 poin hasil dari masuk di garis finish urutan empat.

“Cara kami berpisah karena tantangan karier dan situasi kehidupan yang saya hadapi dan kami pikir ini adalah yang terbaik bagi kami dan kehidupan masa depan kami, jadi kami berpisah sebagai teman,” ujar Bottas kala itu.

Tak butuh waktu lama bagi Bottas merenungi pernikahan pertamanya. Di saat tengah rehat dan menyiapkan musim balap 2020, pria 30 tahun ini menemukan cinta berikutnya.

Terpaut usia satu tahun, dan –lagi-lagi- seorang atlet. Hanya bukan dari dunia renang, melainkan sepeda. Adalah Tiffany Jane Cromwell, pebalap sepeda asal Australia yang kerap menggondol medali emas di kelas road race.

Malam Valentine sebelum pandemi di Monako

Bahkan malam Valentine Bottas pada Februari silam tak sendu ditelan asmara lama. Mereka berada di Monako dan momentum dating itu sempat dibagikan di Twitter Bottas, bahkan dilengkapi tagar #VB dan #TC. Anda bisa tebak singkatan tersebut kan?

Bottas memang sedang menikmati balapan untuk musim keempatnya bersama Tim Mercedes-AMG Petronas. Bersama tim ini, ia selalu mendapat tempat terbaik pada akhir musim. Sebut saja di tahun pertama (2017), Bottas duduk di rank 3 di bawah Hamilton dan Vettel. Kemudian tahun berikutnya (2018) sedikit melorot ke rank 5. Kala itu Raikkonen dan Verstappen menyodok di rank 3 dan 4.

Lantas pada 2019 ia balikkan lagi situasi hingga berada satu level di bawah Hamilton. Tahun 2020, mestinya kesempatan besar menggeser ujung tombak tim Mercedes itu. Lagi pula ada cinta yang tengah berbunga. (*)

Back to top button