Jakarta – Perusahaan jejaring social Twitter Inc sarankan hampir 5.000 karyawan globalnya untuk bekerja dari rumah karena kekhawatiran tentang penyebaran virus corona Covid-19.
Perusahaan dalam keterangannya, Senin (2/3/2020) mengungkapkan, bagi karyawan di Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan diwajibkan untuk bekerja dari rumah, tetapi untuk kantor lain di negara lain akan tetap terbuka untuk mereka yang memilih atau perlu masuk. “Kami bekerja untuk memastikan rapat internal, semua tangan, dan tugas penting lainnya dioptimalkan untuk partisipasi jarak jauh,” tulis perusahaan itu di blog-nya seperti dikutip dari Bloomberg.
Kebijakan Twitter tentang bekerja dari rumah adalah langkah melampaui apa yang dilakukan sebagian besar perusahaan di AS ketika virus menyebar. Banyak perusahaan, termasuk AT&T Inc dan Citigroup Inc, telah membatasi perjalanan internasional, terutama ke Asia. Lainnya termasuk Facebook Inc dan Alphabet Inc. Google telah menunda atau membatalkan konferensi di AS. Tetapi saran Twitter untuk melakukan pekerjaan jarak jauh lebih mengingatkan pada apa yang dilakukan perusahaan di Asia ketika virus menyapu kawasan ini.
Itu mungkin karena chief executive officer Jack Dorsey adalah pendukung besar pekerjaan jarak jauh, dan telah mengumumkan rencana untuk menghabiskan sebanyak enam bulan bekerja dari Afrika pada 2020. “Walaupun ini adalah perubahan besar bagi kami, kami telah bergerak menuju tenaga kerja yang lebih terdistribusi yang semakin jauh,” tulis Twitter.
Square Inc, perusahaan publik lain yang dipimpin Dorsey, juga meminta karyawan untuk bekerja dari rumah. Pada hari Senin, eksekutif Square Aaron Zamost menulis dalam tweet bahwa perusahaan menerapkan “kebijakan kerja-dari-rumah yang sangat dianjurkan”.
Sejumlah pekerja Twitter men-tweet pujian untuk keputusan itu, memuji Dorsey karena memprioritaskan kesehatan karyawan. Banyak tweet mereka termasuk tagwash #webackjack, dua kali lipat sebagai dukungan untuk CEO yang diserang oleh investor aktivis yang mungkin mencoba untuk menggantikannya.
