Kisah Kasih Sayang 3000 Selir untuk Sang Kaisar
Berpesta riang gembira, perjamuan tiada pernah berhenti,
musim ke musim berpesiar, malam ke malam bermesraan.
Di istana belakang yang rupawan ada tiga ribu orang,
tiga ribu kasih sayang ditumpahkan dalam satu badan.
Selesai berias di rumah emas jelita menanti hadirnya malam,
usai berpesta di menara kumala, mabok memadu musim semi.
Syair di atas adalah bait ke 3 dari puisi epik terkenal berjudul Chang Hen Ge (Lagu Kesedihan Abadi), karya sastrawan besar Bai Juyi (772-846) yang hidup di masa Dinasti Tang. Puisi yang ditulis tahun 809 M itu menceritakan besarnya cinta Kaisar Xuanzong kepada selir bernama Yang Guifei (719-756). Yang Guifei atau Yang Yuhuan disebut-sebut salah satu dari empat wanita tercantik di Tiongkok.
Yang Guifei tidak ramping dan langsing, namun wajahnya yang teramat cantik membuat Kaisar Xuanzong jatuh cinta. Awalnya, Yang Guifei adalah menantu Sang Kaisar karena ia menikah dengan putra kaisar bernama Pangeran Shou. Setelah melalui berbagai cara, akhirnya Yang Guifei naik derajat menjadi selir terkasih sang Kaisar. Perjuangannya itu tentu menyingkirkan ribuan selir lainnya.
Puisi di atas secara utuh menceritakan kepedihan Kaisar Xuanzong karena nasib Yang Guifei akhirnya berakhir tragis. Ia menerima hukuman mati dengan cara digantung dengan selendang putih. Penyebabnya adalah akibat dari pemberontakan Anshi yang di letupkan oleh An Lushan yang membuat Kaisar menyingkir dari istananya. An Lushan menuntut kaisar untuk membunuh Perdana Menteri Yang Guozhong dan Yang Guifei yang dikenal korup, kolusi dan nepotis. Akhirnya kaisar terpaksa mengabulkan tuntutan itu dan Yang Guifei menerima kematiannya itu tanpa sakit hati.
Kisah mereka berdua teramat populer dan menjadi inspirasi karya-karya seni di masa-masa berikutnya. Namun yang menarik dari kisah itu adalah dinamika dunia selir dalam kehidupan istana. Di kekaisaran Cina, salah satu tugas penting bagi kaisar adalah memastikan kelanjutan dinasti secara turun temurun. Hal itu dapat dicapai dengan memproduksi ahli waris laki-laki. Untuk tujuan ini, para kaisar Cina Kekaisaran menyimpan selir wanita yang sangat banyak.
Berapakah jumlah selir kaisar? cuplikan kalimat puisi diatas menjadi gambaran jumlah elir Kaisar Xuanzong : Di istana belakang yang rupawan ada tiga ribu orang, tiga ribu kasih sayang ditumpahkan dalam satu badan. Dua kalimat puisi tersebut begitu dramatis. 3000 wanita adalah selir yang menumpahkan kasih sayang pada satu tubuh Sang Kaisar. Dan bukan hal yang mudah mengatur 3000 wanita untuk mendapat gilirannya seranjang dengan kaisar.
Untuk itu ada hierarki yang berlaku di dunia selir yang sudah berlangsung ribuan tahun. Secara umum ada tiga peringkat yang menunjukan posisi para wanita pendamping kaisar, yaitu permaisuri utama, permaisuri (janda), dan selir. Permaisuri utama adalah istri resmi kaisar, puncak hirarki sebagai wanita yang paling tinggi pengaruh dan posisinya setelah kaisar dan ibu suri (ibu kaisar). Permaisuri simbol dari kehormatan sang kaisar, puncak dari ibu dunia.
Demikian pula posisi permaisuri yang sudah menjanda, karena sumainya meninggal ia memiliki kedudukan yang tinggi. Contoh beberapa janda permaisuri yang terkenal diantaranya Wu Zetian dari Dinasti Tang. Posisi setelah permaisuri dan janda permaisuri adalah selir. Jumlah dan pangkat permaisuri berbeda-beda menurut dinasti yang berkuasa. Di masa Dinasti Qing misalnya, harem kekaisaran akan memiliki satu Permaisuri utama yang didampingi oleh 6 permaisuri pendamping dan sisanya adalah selir.
Masing-masing kaisar Cina memiliki jumlah selir berbeda-beda. Menurut Ritus Zhou, yaitu buku yang berisi teori organisasi, etika dan upacara yang dijadikan rujukan bagi birokrasi menuliskan bahwa seorang kaisar dapat memiliki hingga 9 selir peringkat tinggi, 27 selir kelas menengah dan 81 selir peringkat rendah. Namun hal itu tidak berlaku dimasa Dinasti Han (206 SM – 220 M) yang tidak membatasi jumlah selir. Bahkan ketika Kaisar Huan dan Kaisar Ling memerintah ada lebih dari 20.000 wanita yang tinggal di Forbidden Kota. Bahkan Pada zaman Dinasti Tang yaitu masa raja Ming Huang (712-742 M) mempunyai 40.000 selir.
Ketika Dinasti Ming (1368-1644 M) berkuasa pemilihan selir dilakukan melalui seleksi resmi yang dilakukan di Kota Terlarang setiap tiga tahun sekali. Beberapa syarat bagi calon selir yaitu berusia 14 hingga 16 tahun dan dipilih berdasarkan latar belakang, kebajikan, perilaku, karakter, penampilan, dan kondisi tubuh mereka. Namun tidak semua kaisar Cina memilih kecantikan sebagai syarat utama. Kisah Kaisar Huang Ti misalnya, ia menentukan permaisuri berdasarkan kecakapan dan kecerdasannya.
Jabatan lainnya yang dapat tinggal bersama selir adalah kasim yang dijabat oleh pria. Kasim adalah pria yang dikebiri dan impoten sehingga bisa melayani para selir kaisar. Walau tugas utamanya melayani para wanita kaisar, namun banyak dari kasim yang menduduki jabatan penting dalam politik sehingga mampu memegang kekuasaan dan kekayaan. Selama Dinasti Ming (1368–1644), ada 100.000 kasim yang melayani kaisar dan haremnya.
Kasim dan selir yang tinggal di harem tidak lepas dari intrik politik untuk mendapatkan pengaruh yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan persaingan yang tinggi antara sesama selir yang jumlahnya ribuan. Setiap selir memiliki cita-cita menjadi permaisuri dan melahirkan anak kaisar. Untuk mencapai tujuan itu banyak kisah intrik dan persekongkolan antara kasim dan selir dalam menyingkirkan saingan-saingannya di dalam harem.
Salah satu intrik yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Wu Zetian. Ia adalah salah satu selir Kaisar Gaozong dari Dinasti Tang. Wu Zetian tega membunuh anaknya yang baru lahir melalui suruhanya. Ia kemudian menyalahkan permaisuri kaisar. Hasil dari intriknya maka permaisuri diturunkan dan Wu Zetian menjadi permaisuri baru.
Baca juga : Yung Lo, Kaisar Dinasti Ming yang Memenggal 2.800 Selirnya
Walau kehidupan selir bergelimang kemewahan dan kemuliaan, di sisi lain ribuan wanita kaisar memiliki beban batin yang berat. Terutama dari sisi kebutuhan seksual. Dari ribuan orang selir, rata-rata hanya ratusan selir yang ditiduri oleh Kaisar. Untuk mengatur pembagian tugas melayani kaisar, seorang penasehat kerajaan yang bertugas menetapkan jadwal ‘ngamar’ selama 15 malam. Dan kaisar harus meniduri 121 perempuan, yang mencakup Permaisuri, 3 pendamping senior, 9 istri, 27 selir, 81 budak perempuan (dayang). Jumlah itu tentu tak sebanding bila selir kaisar mencapai ribuan.
Untuk melayani semuanya seorang kaisar memerlukan stamina yang prima setiap malam. Oleh karena itu berbagai ramuan spesial selalu diupayakan agar membuat kaisar tetap “greng”. Kendati hidup dalam kemewahan namun sesungguhnya mereka hidup dalam sangkar emas yang ditaruh di relung kesepian. Pada puncaknya, selir akan menemui nasib menyedihkan ketika kaisar meninggal. Mereka akan dikorbankan dan dikubur hidup-hidup, untuk bergabung dengan tuan mereka di akhirat.