Oikos

Akibat Kedelai Dimakan Babi Pengrajin Tahu-Tempe Rumahan Berencana Mogok

“Lalu saya bilang ke Pak Dirjen, mereka itu ngumpulin orang tidak mudah. Ya saya jadi serba salah lah jadinya,” ujar Aip membeberkan.

JERNIH-Dalam pandangan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, ada dua faktor yang memicu naiknya harga kedelai impor hingga membuat pengrajin tahu dan tempe terancam melakukan mogok produksi. Penyebab pertama, cuaca buruk di kawasan Amerika Selatan, serta tingginya konsumsi kedelai di Cina.

Hanya saja, di Tiongkok, menurut Lutfi, tingginya konsumsi kedelai tidak dilakukan oleh manusia.

Sebelumnya, harga kedelai per bushel atau per gantang ada di angka 12 dollar AS. Namun kini, sudah melonjak sampai 18 dollar AS tiap gantangnya. Di Amerika, badai El Nino menjadi biang kerok hingga produksi turun. Sedangkan di Cina, kedelai justru menjadi pakan ternak babi.

“Di Cina itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan Cina itu makan kedelai,” katanya.

Akibat melambungnya harga kedelai secara nasional, Lutfi bilang, pihaknya tengah menyiapkan mitigasi, dan mingu depan akan segera diumumkan bakal seperti apa kebijakan yang dibuat pemerintah.

Lutfi bilang, kebutuhan kedelai di dalam negeri mencapai tiga juta ton tiap tahunnya. Sedangkan suplai, cuma mampu memenui 500 hingga 750 ton per tahun. Makanya, guna memenuhi kebutuhan itu, impor sangat diperlukan dari negara-negara di kawasan Amerika Selatan termasuk Cina.

Dengan adanya kenaikan harga itu, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) sudah berencana melakukan mogok produksi pada 21 hingga 23 Februari nanti.

Ketua Gakoptindo Aip Syarifuddin bilang, rencana ini harus dilakukan sebab harga kedelai yang merupakan bahan baku sudah sulit dijangkau.

“Perajin rumahan itu sehari beli kedelai 20 kilogram, untuk modal dagang biasanya beli kedelai Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram,” ujar dia.

“Anggaplah kalau mereka beli di harga Rp 10.000 per kilogram, modal Rp 200.000, sementara kalau dijual menjadi olahan tempe tahu dapatnya Rp 250.000 itu Rp 50.000 untuk makan dan Rp 200.000 untuk modal besoknya tapi karena harga kedelainya sudah naik yah sekarang di harga Rp 11.000 per kilogram yah enggak cukup,” kata Aip menyambung.

Memang, mogok ini tak akan dilakukan secara nasional dan hanya pengrajin rumahan di Jabodetabek hingga Jawa Barat saja yang akan melakukannya. Aip bilang, dia juga sudah mendapat telpon dari Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendagri Oke Nurwan yang meminta agar rencana itu dibatalkan.

“Lalu saya bilang ke Pak Dirjen, mereka itu ngumpulin orang tidak mudah. Ya saya jadi serba salah lah jadinya,” ujar Aip membeberkan.[]

Back to top button