Oikos

Cermati Plastik Galon Isi Ulang Agar Tak Rugikan Kesehatan

JERNIH – Kemasan plastik untuk makanan dan minuman memang memiliki efek buruk bagi kesehatan jika salah pilih. Seperti penggunaan botol minuman, tempat makanan hingga kemasan air galon isi ulang.

“Persoalan plastik ini sebenarnya menjadi konsentrasi Komnas Perlindungan Anak sejak tiga tahun silam. Dampaknya memang bukan hanya kesehatan. Tapi menghambat pertumbuhan anak secara mental, dan intelektual,” papar Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, Jumat (13/11/2020).

Arist juga sempat mengingatkan kepada Badan POM untuk mengawasi produk yang dikemas  dengan kemasan plastik. Karena bahan pembuat plastik polikarbonat (kode no 7) adalah senyawa Bisphenol A yang lebih dikenal dengan sebutan BPA. BPA inilah yang mengandung racun yang berbahaya bagi anak-anak. Terutama pada kemasan galon air isi ulang.

Yang banyak terdapat di pasaran diketahui Kemasan galon air minum ada 2 jenis yaitu kemasan galon isi ulang yang terbuat dari Polikarbonat yang mengandung BPA dan Kemasan galon sekali pakai yang terbuat dari PET yang tidak mengandung BPA (BPA Free).

Kendati sudah ada larangan penggunaan galon plastik yang mengandung BPA tapi tetap saja penggunaan galon plastik isi ulang masih tinggi, Ini yang patut diwaspadai. Padahal sudah ada jenis galon yang menggunakan PET yang relatif lebih aman untuk dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Untuk itu perlu adanya promosi supaya masyarakat menyadari.

Karena bahan pembuat plastik polikarbonat( kode no 7) adalah senyawa Bisphenol A yang lebih dikenal dengan sebutan BPA. Nah, BPA inilah salah satunyayang mengandung racun yang berbahaya bagi anak-anak. Terutama pada kemasan galon air isi ulang.

Padahal sudah ada jenis galon yang menggunakan PET yang relatif lebih aman untuk dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Untuk itu perlu adanya promosi supaya masyarakat menyadari.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA baik dalam bentuk aktif maupun inaktif mampu menembus plasenta. BPA bebas yang telah menembus plasenta dan mencapai fetus, kebanyakan tetap berada dalam bentuk aktifnya. Sedangkan bila senyawa yang menembus plasenta adalah bentuk inaktifnya maka senyawa tersebut dapat diubah kembali menjadi BPA bentuk aktif.

Hasil penelitian di atas menunjukkan fetus mempunyai kemungkinan tertinggi terpapar BPA melalui plasenta. Di dalam rahim, paparan estrogen pada waktu yang tidak tepat dalam kadar yang melebihi atau kurang dari normal dapat menyebabkan efek merugikan terhadap perkembangan berbagai organ dan sistem, termasuk sistem reproduksi, perkembangan otak, kelenjar susu dan sistem imun. Jika rute paparannya melalui pangan atau minuman yang tertelan, maka bayi mempunyai kemungkinan untuk terpapar BPA dari pada kelompok umur lainnya.

“Jadi Komnas Perlindungan anak merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan kemasan yang mengandung BPA. Dari temuan-temuan yang dilakukan inilah,  yang harus diserukan Komnas Perlindungan Anak. BPOM juga tidak bisa berbuat banyak kalau masyarakat tidak diberi tahu,” ungkap Arist Merdeka Sirait.

Menurut Profesor Ir Akhmad Zainal Abidin M.Sc, Ph.D, pakar plastik asal ITB dalam kesempatan berbeda mengatakan bahwa plastik menjadi solusi kehidupan modern. Plastik telah membawa manfaat positif bagi peradaban.

Memproduksi plastik ternyata lebih hemat energi dibanding produksi paper bag atau kemasan berbahan dasar lain. Salah satu plastik yang aman adalah PET (polyethylene Terephthalate). Jenis plastik PET dapat ditemukan pada hampir semua botol plastik. Kecuali pada air kemasan galon yang diisi ulang.

Demi mencegah bahaya terpapar BPA, Kementerian Kesehatan melalui akun facebooknya memberikan tips agar aman dalam memilih air minum kemasan  galon yang tidak mengandung BPA. Lantas bagaimana cara memilihnya?

Hindari kemasan minum yang kode daur ulangnya 3 atau 7, terutama (botol minum) untuk anak-anak. Sedangkan kemasan minum yang aman untuk digunakan, baik  sekali pakai maupun berulang kali adalah yang memiliki kode daur ulang bernomor 2,4 yang terbuat dari polyethylene dan kode daur ulang 5 terbuat dari polypropylene atau pilih kode daur ulang No.1 yang terbuat dari PET.

Selain itu cari kemasan plastik yang mencantumkan label BPA-free. Selalu pilih kemasan minum yang transparan, bukannya berwarna atau buram (tak tembus cahaya) meskipun terlihat lebih menarik. [*]

Back to top button