Oikos

Kemenperin Tawarkan Pinjaman Lunak Agar Perusahaan Bisa Bayar THR

Jakarta – Bagi pelaku industri yang mengalami kesulitan keuangan untuk menunaikan kewajiban membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan di masa pandemi virus corona (Covid-19) saat ini, Kementerian Perindustrian menawarkan opsi pinjaman lunak (soft loan).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, kemarin mengatakan, Kemenperin mengusulkan stimulus untuk mendukung industri yang terdampak, antara lain pemberian soft loan dari pemerintah untuk membantu cashflow perusahaan, pinjaman dana talangan untuk THR, pemberian relaksasi kepada pelaku usaha dalam pembayaran utang untuk jangka waktu tertentu, serta keringanan penurunan bunga.

Usulan soft loan dari pemerintah untuk membantu cashflow perusahaan yang bermasalah dengan bukti keuangan aktual, menjadi satu dari 19 usulan paket stimulus dan kebijakan tambahan sektor industri. “Dengan soft loan, pengusaha diharapkan bisa memberikan THR kepada karyawan tanpa mencicil,” katanya.

Opsi stimulus ini, diusulkan mengingat 60 persen industri perlu diberikan perhatian lebih karena dianggap paling terdampak penurunan permintaan, sementara 40 persen dalam kondisi moderat dan permintaan tinggi. Saat ini, sektor dengan permintaan tinggi meliputi industri alat kesehatan, farmasi, serta makanan dan minuman.

Menurut Menperin, sektor industri tengah melakukan refocusing untuk membantu upaya pemerintah dalam memperkuat sektor industri kategori high demand dan sesuai dengan arahan Presiden yang menghendaki kebutuhan tersebut diharapkan dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri.

Agus menambahkan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya agar industri manufaktur mendapatkan kepastian berusaha serta mendapatkan perlindungan saat masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19.

Kemenperin melakukan pemetaan sekaligus menginisiasi stimulus agar sektor manufaktur mampu terus berkontribusi positif pada perekonomian nasional di tengah masa tanggap darurat Covid-19. “Upaya itu dilakukan melalui kebijakan-kebijakan yang kami buat, agar industri manufaktur tetap berkontribusi positif terahadap perekonomian dan tetap bertahan hingga Covid-19 berakhir,” tambahnya. [*]

Back to top button