Oikos

Pasien Covid-19 Juga Mengalami Kerontokan Rambut

JERNIH – Sudah lebih dari tujuh bulan, Covid-19 terus mengganggu kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Sementara para ilmuwan dan dokter bekerja untuk menemukan solusi dan mengembangkan vaksin yang disetujui secara klinis, virus mematikan terus bermutasi dan berdampak negatif pada kehidupan banyak orang.

Menyusul wabah virus corona baru ini, gejala yang terdeteksi pada orang terinfeksi terus berkembang. Awalnya hanya masalah demam ringan, batuk, dan tenggorokan sakit, kemudian juga berkembang yakni muncul tanda-tanda halus seperti rambut rontok. Oleh karena itu, menjadi penting untuk memahami hubungan antara keduanya yaitu Covid-19 dan gejala rambut rontok serta apa yang dapat dilakukan orang untuk mencegahnya.

Seperti dikutip dari TimesofIndia, kemarin, untuk memahami setiap kerumitan Covid-19, para ilmuwan dan ahli medis telah berusaha keras untuk mempelajari cara-cara yang tak terbayangkan oleh patogen mematikan menyerang tubuh manusia. Salah satu gejala terbaru yang muncul di banyak laporan adalah rambut rontok, terutama di antara kelompok yang terinfeksi Covid yang dikenal sebagai ‘long haulers’, yang telah menderita efek jangka panjang dari virus.

Menurut survei yang dilakukan oleh Dr Natalie Lambert dari dilakua di grup Facebook Fakultas Kedokteran Universitas Indiana dan Survivor Corp, ditemukan bahwa rambut rontok termasuk di antara 25 gejala teratas yang dialami oleh mereka yang didiagnosis dengan penyakit yang sangat menular.

Survei dilakukan pada sekitar 1.500 orang, yang secara khusus pernah mengalami dampak jangka panjang Covid-19. Hal ini juga menunjukkan bahwa ‘penumpang jarak jauh’, demikian sebutan mereka, mengalami kerontokan rambut lebih dari sekadar mual dan hidung tersumbat.

Jadi apa yang menyebabkan kerontokan rambut pada pasien Covid-19 saat ini yang ingin diketahui semua orang. Meskipun, penyebab gejala tersebut belum terbukti secara ilmiah, banyak yang berpendapat bahwa penyebabnya mungkin terkait dengan stres dan kecemasan yang dipicu oleh penyakit itu sendiri. Dikenal sebagai ‘Telogen effluvium’, jenis rambut rontok sementara ini terjadi ketika tubuh mengalami banyak stres, berupa trauma, syok, atau sakit.

Selain itu, kekurangan nutrisi akibat pola makan yang kurang sehat selama masa infeksi, juga dapat mengakibatkan kerontokan rambut. Namun, tanpa bukti ilmiah, tidak ada yang bisa dipastikan.

Bagaimana cara mengatasinya?

Meskipun tidak ada yang dapat ditentukan secara ilmiah, para ahli menyarankan bahwa rambut rontok adalah fase sementara dan fokusnya harus dialihkan untuk mengurangi tingkat stres pada pasien Covid. Selain itu, pola makan merupakan aspek terpenting dalam pemulihan.

Makanan bergizi yang kaya vitamin D dan zat besi bisa sangat efektif dan menyehatkan bagi tubuh. Pada akhirnya, itu adalah sistem kekebalan terhadap virus. Begitu Anda memenangkan pertempuran itu, masalah lain pada akhirnya akan mereda. [*]

Back to top button