Satu dari Lima Pasien Covid-19 Alami Gangguan Mental Selama Tiga Bulan
Gangguan kecemasan, depresi, dan insomnia adalah gangguan yang paling umum dilaporkan setelah orang menderita penyakit tersebut.
JERNIH – Orang-orang di seluruh dunia mengalami tingkat stres yang lebih tinggi karena pandemi, tetapi para peneliti di Universitas Oxford telah menemukan hubungan langsung antara Covid-19 dan penyakit mental.
Sebuah studi yang diterbitkan The Lancet menemukan satu dari lima orang pasien Covid-19 mengembangkan beberapa bentuk penyakit mental 90 hari setelah didiagnosis mengidap penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru itu. Para pasien tersebut tidak memiliki gangguan kesehatan mental sebelum tertular virus corona.
Seperti dikutip Insider, kemarin, studi tersebut menganalisis data dari 69 juta orang di Amerika Serikat, 62.000 di antaranya adalah pasien Covid-19. Gangguan kecemasan, depresi, dan insomnia adalah gangguan yang paling umum dilaporkan setelah orang menderita penyakit tersebut.
Para penulis penelitian mengatakan mereka tidak yakin mengapa virus memacu masalah kesehatan mental pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit mental, dan karenanya diperlukan lebih banyak penelitian.
Simon Wessely, seorang profesor psikiatri di King’s College London yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Reuters bahwa hubungan antara kesehatan mental dan Covid-19 mungkin bisa dijelaskan dari proses bagaimana Covid-19 menyerang sistem saraf pusat.
Michael Bloomfield, seorang konsultan psikiater di University College London, menambahkan, efek dari virus corona ditambah dengan tekanan eksternal pandemi mungkin menjadi alasan mengapa korelasi antara COVID-19 dan penyakit mental ini ada. “Ini mungkin karena kombinasi dari stres psikologis yang terkait dengan pandemi khusus ini dan efek fisik dari penyakit tersebut,” kata Bloomfield kepada Reuters.
Penelitian sebelumnya menemukan Covid-19 dapat menyebabkan efek kognitif yang bertahan lama. Konsekuensi kesehatan mental bukan satu-satunya gejala neurologis yang ditunjukkan oleh pasien Covid-19.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Annals of Clinical and Translational Neurology pada Oktober menemukan 80% orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 memiliki gejala neurologis seperti nyeri otot, pusing, dan kebingungan. Ia juga menemukan sepertiga dari pasien Covid-19 menderita ensefalopati, istilah luas untuk kerusakan otak.
Studi yang diterbitkan di The Lancet menemukan bahwa selain penyakit mental, orang di atas usia 65 yang terpapar Covid-19 lebih mungkin untuk menerima diagnosis pertama demensia, gangguan neurologis, dalam waktu 90 hari.
Penulis penelitian mengatakan mereka juga terkejut menemukan betapa rentannya penyakit mental membuat orang tertular Covid-19. Orang yang memiliki kondisi kesehatan mental sebelum pandemi, 65% lebih mungkin mengembangkan Covid-19.
“Ini penting ketika kita memikirkan orang-orang yang berisiko yang harus menerima vaksin terlebih dahulu. Mungkin riwayat penyakit mental harus dipertimbangkan dalam keputusan ini,” kata Dr. Maxime Taquet, penulis utama studi tersebut, kepada Insider. [*]