Vaksin Nusantara, Jadi Polemik di Dalam Negeri Dipesan Turki Lima Juta Dosis
Vaksin Nusantara dinilai aman karena berasal dari darah calon penerima serta tidak mengandung bahan kimia seperti vaksin konvensional.
JERNIH-Kabar gembira datang dari Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair Profesor drh Chairul Anwar Nidom yang mengabarkan jika Turki berminat mengimpor 5,2 juta dosis vaksin Covid-19 Nusantara.
Menurut Nidom, vaksin yang digagas eks Menkes Terawan Agus Putranto menarik perhatian pemerintah Turki karena berasal dari darah calon penerima vaksin, sehingga aman.
“Dari segi agama, vaksin Nusantara aman karena tidak mengandung zat atau mineral lain, diproses dari darah orang yang akan divaksin. Juga aman untuk orang yang memiliki komorbid,” kata Nidom, pada Selasa (24/8/2021).
Keinginan mengimpor vaksin Nusantara disampaikan kepada Terawan secara pribadi oleh pemerintah Turki sekitar satu setengah bulan lalu meskipun di dalam neegeri sendiri masih menjadi polemik.
Nidom menjelaskan dibutuhkan waktu tujuh hari untuk melakukan proses vaksinasi Nusantara yang dimulai dari saat pengambilan darah dari calon penerima vaksin kemudian diproses, serta siap disuntikkan.
Alasan berikutnya adalah, karena vaksin Nusantara tidak mengandung bahan kimia atau benda asing seperti vaksin konvensional yang menggunakan aluminium hidroksida untuk meningkatkan antibodi.
Zat tersebut, kata Nidom, bisa bersifat neurotoksik di dalam tubuh atau disebut neurotoksin.
Adapun, gejala yang bisa muncul antara lain kejang, serangan jantung. Neurotoksin adalah zat sintetis atau alami yang merusak, menghancurkan, atau mengganggu fungsi sistem saraf pusat dan atau perifer (sistem saraf tepi).
Laporan hasil uji klinis fase 1 dan 2 menyebut, setelah 17 hari paska penyuntikan akan muncul antibodi untuk melawan Virus Corona SARS-CoV-2 dan tidak ada efek samping (KIPI) serius, tambah Nidom.
Tidak hanya memesan sejumlah vaksin Nusantara, Turki bahkan menawarkan diri sebagai lokasi uji klinis fase 3 Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik itu.
Saat ini uji klinis vaksin Nusantara telah selesai pada fase 2. Untuk selanjutnya menunggu izin untuk pelaksanaan uji klinis fase 3.
Sementara menanggapi keinginan Soal impor, dia menyarankan agar dilakukan antara pemerintah (dua negara). (tvl)