Kingsley Coman the Bavarian, si Anak Tak Tahu Diuntung
Lisabon – Mungkin fans dan penduduk Paris akan mengutuk Kingsley Coman sebagai anak tak tahu diuntung. Bagaimana tidak, sembilan tahun ia mengenyam dunia sepakbola di Paris Saint Germain. Bahkan ia benar-benar mulai dari bocah dan masuk akademi PSG di tahun 2004 saat usianya masih 8 tahun. Tahun 2020 malah mengganyang PSG.
Lahir di Paris dari orang tua berdarah Guadeloupe. PSG melihat bakat Coman dan menariknya ke akademi. Di saat usianya masih 16 tahun, tim inti PSG yang kala itu di bawah pelatih Laurent Blanc meminangnya untuk bergabung. Jadilah ia pemain PSG termuda bersama Roli Pereira de Sa yang masuk tim inti. De Sa kelak pindah ke Nantes dan namanya tak menggema.
Baru setahun menikmati keseruan bersama Zlatan Ibrahimovic yang usianya terpaut 15 tahun, pria kelahiran 13 Juni ini menerima tawaran Juventus. Kepergian ini sangat disesali Blanc.
“Dia punya kualitas, potensi. Saya menyesal dia meninggalkan Paris,” kata Blanc. Tetapi Massimiliano Allegri, pelatih Juve kadung jatuh hati.
Bersama jawara Seri A Liga Italia, Coman sempat membawa Juventus hingga final Liga Champions 2015. Meski hanya bermain sebentar karena menggantikan Patrick Evra, namun momentum ini membuat catatan sendiri. Juve akhirnya menyerah kalah dari Barcelona 3-1 dalam laga yang berlangsung di Olympiastadion Berlin, Jerman.
Meski kalah namun setidaknya Coman sukses membawa pulang piala Supercoppa Italiana dengan mengalahkan Lazio. Pertandingan itu sendiri digelar di Shanghai dengan skor 2-0.
Dari Prancis ke Italia, sepulang dari China datang tawaran menarik. Kali ini dari Jerman. Coman tampaknya memang incaran klab-klab nomor satu. Kali ini yang membidik adalah raksasa Jerman, Bayern Munich. Dan siapa lagi pelatih yang tidak tertarik akan aksinya, kalau bukan Pep Guardiola.
Di Bayern, Coman diasah benar oleh Guardiola. Dari seluruh pelatih yang pernah mengasuhnya (Blanc, Allegri, Guardiola, Anceloti, Heynckes, hingga Kovac), Guardiola paling lekat di hati.
“Dia adalah orang yang membuat saya mulai bermain lebih teratur meskipun saya telah memainkan beberapa pertandingan di Juve,” kenangnya.
“Dia menciptakan sistem untuk menghadapi situasi satu lawan satu dan itu adalah sistem di mana saya dapat berkembang paling pesat,” terusnya.
Benar saja. Di PSG ia tak pernah mencetak gol. Kemudian di Juventus selama dua tahun juga hanya menorehkan satu gol. Di Bayern amat berbeda. Dalam setahun musim 2015/2016 ia melesakkan enam gol. Malah pada musim 2017/2018 pemain bernomor 29 ini menyumbangkan 10 gol buat FC Hollywood.
Coman turun sebagai line up mengisi posisi winger. Posisi ini sebelumnya sangat kental dengan nama duo Bayern mematikan yang mundur bersama pada 2019 silam. Mereka tak lain Franck Ribery dan Arjen Robben. Duo yang juga sempat dijuluki Robbery (Robben dan Ribery).
Aura duo Robbery amat kuat kala itu. Hingga tak heran Coman berada dalam bayang-bayang Robbery. Ekspektasi Die Roten, Coman musti sejago mereka. Ditambah lagi ia sempat dihantui cedera.
Bayern bermain dominan pada laga final liga Champions 2020. Menguasai pertandingan hingga 62 persen. Tingkat akurasinya tinggi dengan melakukan 500 lebih operan bola.
Pada babak kedua menjelang menit ke 59, bola merangsek ke kotak pinalti PSG. Thomas Muller mendapat penjagaan ketat. Dalam posisi sulit ia masih bisa berkelit dan mengoperkan bola ke Joshua Kimmich.
Kimmich ibarat David Beckham-nya Bayern. Tendangannya kerap akurat. Ia cepat mengarahkan bola muntahan Muller secara lambung ke sebelah kanan gawang Navas. Coman tahu arah bola, sebagai winger ia maju ke dekat gawang memburu bola. Tak perlu lama, ia tandukkan bola. Navas tak sempat memblok. Gol!
Kontan seolah Coman berhasil menjadi dirinya. “Ia telah keluar dari bayang-bayang Ribery dan Robben,” ujar sang pelatih Hansi Flick.
Jika ada Anceloti di situ, ia pasti berbunga. Anak-anak Bavaria itu berhasil balas dendam atas kekalahan di Liga Champions 2017 silam.
Kingsley Coman adalah masa depan Bayern. Ia masih 24 tahun, masih cukup waktu membawa kegemilangan bagi klab Bavaria itu.
“Kingsley adalah pemain dengan janji besar. Kami yakin dia akan mampu melakukan bagiannya di tahun-tahun mendatang,” kata Rummenigge. (*)