Tiga Polisi Myanmar Pilih Kabur dari Negaranya Ketimbang Tembak Pendemo
Mereka menolak instruksi militer untuk menyerang para pendemo dengan senjata dan gas airmata.
JERNIH-Tak mau menjalankan instruksi dan militer, tiga polisi Myanmar kabur dari negaranya ke Indoia. Mereka menyeberangi perbatasan menuju negara bagian Mizoram, India pada Kamis (4/4/2021) untuk mencari perlindungan diri.
“Apa yang mereka katakan adalah mereka mendapat instruksi dari militer, tetapi mereka tidak bersedia mematuhinya sehingga mereka memilih melarikan diri,” kata Pengawas polisi distrik Serchhip Mizoram, Stephem Lalrinawma kepada Reuters.
Distrik Serchhip diketahui terletak di negara bagian Mizoram, India bagian timur laut.
Antara India dan Myanmar terbentang daerah perbatasan darat sepanjang 1.643 kilometer. Ketiga polisi itu diketahui menyeberangi perbatasan negara pada Rabu (3/3/2021) lalu. Hingga kini identitas ketiga polisi tersebut tidak diungkap
Mereka mendatangi otoritas India untuk meminta perlindungan, Otoritas setempat, telah memeriksa kesehatan mereka dan mengurusi mereka.
Sejak awal Februari lalu terjadi krisis politik setelah militer Myanmar menangkap serta menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan mengambil alih pemerintahan.
Militer juga menahan sejumlah pejabat pemerintahan sipil lainnya termasuk Presiden Myanmar, Win Myint, dan sejumlah tokoh senior partai berkuasa, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Selanjutnya Tatmadaw mengumumkan status darurat militer selama satu tahun kedepan
Gelombang protes dan unjukrasa terjadi hampir di seluruh negeri. Warga Myanmar turun kejalanan berhadapan dengan polisi. Puluhan pendemo tewas dalam bentrokan itu.
Pemerintah Militer Myanmar memerintahkan polisi untuk melepas gas airmata pada para pendemo, bahkan polisi melepas peluru sehingga menyebabkan korban berjatuhan di pihak pendemo.
“Apa yang mereka katakan adalah mereka mendapat instruksi dari penguasa militer, yang tidak bisa mereka patuhi sehingga mereka melarikan diri,” kata Lalrinawma, menjelaskan alasan perginya polisi Myanmar tersebut dalam pernyataannya kepada Reuters pada Kamis (4/3/2021) waktu setempat.
Saksi mata menuturkan kepada Reuters bahwa aparat keamanan tak jarang melontarkan tembakan peluru tajam ke arah pedemo.
Tidak sedikit polisi yang menolak perintah militer termasuk tiga orang polisi yang memilih meninggalkan negaranya menuju India. (tvl)