- Dulu, antara 1988-2000, Biksu Sitagu Sayadaw dikenal dengan khotbah politik anti-militer.
- Tiba-tiba dia sangat pro-militer. Ditinggalkan masyarakat pengikutnya, tapi punya pengikut dari kalangan elite militer.
- Biksu U Kovida dicurigai memberi nasehat astrologi, yang menggerakan Jenderan Min Aung Hlaing melakukan kudeta.
JERNIH — Sitagu Sayadaw, biksu berpengaruh dan dekat dengan pemimpin kudeta militer, buka suara dan menyeru junta berhenti membunuh orang-orang tak bersenjata.
“Hentikan pembunuhan. Jadilah seorang Buddhis yang baik,” kata Sitagu Sayadaw dalam pernyataan bersama pemimpin agama Buddha lainnya.
Ashin Nyanissara, nama lain Sitagu Sayadaw, dikenal publik berkat kotbah politiknya antara 1988 sampai awal 2000. Selama masa itu ia berapi-api melawan rejim militer, menyedot banyak pengikut dari kalangan masyarakat biasa sampai kelas atas.
Ketika pemerintahan semi sipil yang dipimpin mantan jenderal berkuasa antara 2011-2016, Biksu Sayadaw secara terbuka berharap Presiden U Thein Sein terpilih lagi. Sejak saat itu Biksu Sayadaw dipandang pengikutnya sebagai orang yang sedang duduk di pagar.
Belakangan, Jenderal Senior Min Aung Hlaing memimpin kudeta militer, dan menjadi wajah paling dikenal di antara pengikutnya.
Ketika militer menembaki pengunjuk rasa di seluruh negeri dan menewaskan 50 orang, biksu usia 84 tahun itu bungkam. Pengikut menunggu suaranya, tapi Biksu Sayadaw lebih suka tak melakukan apa-apa.
Pengikut lamanya patah hati dan membanjiri laman Facebook dengan berbagai kalimat teguran kepada sang biksu.
“Mereka membunuh orang-orang. Tolong hentikan mereka,” tulis seorang netizen di Facebook. “Tetap bungkam, apakah kau tertidur Sayadaw?” tulis yang lain.
Banyak pengikut bertanya-tanya apakah sikap diam Sayadaw adalah bentuk dukungannya kepada kudeta militer. Pengikut lainnya tetap yakin Biksu Sayadaw tetap pada sikapnya; anti kediktatoran militer.
Kamis lalu, Biksu Sayadaw — bersama sembilan biksu sekte Shwe Kyin — keluar dari biara dan menyeru pemimpin kudeta menghentikan serangan mematikan terhadap orang-orang tak bersenjata dan menghindari perampokan dan perusakan properti penduduk.
Shwe Kyin adalah satu dari sembilan sekte Buddha di Myanmar, yang anggotanya dikenal mematuhi Vinaya — kode etik bagi biksu. Sayadaw adalah pemimpin sekte berpengaruh itu.
Biksu lain yang menghadapi kritik pengikutnya adalah U Kovida. Vasipake Sayadaw, nama lain U Kovida, dikenal dengan praktek sumpah diam.
U Kovida memutus kontak dengan media sosial setelah menghadapi kritik keras netizen karena diduga mendukung militer. Ia juga dikenal sebagai peramal dan memiliki hubungan dekat dengan Jenderal Min Aung Hlaing dan istrinya; Da Kyu Kyu Hla.
Bahkan biksu asal negara bagian Shan itu dituduh memberikan nasihat astrologi, yang menggerakan Jenderal Min Aung Hlaing mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil.
Kedekatan U Kovida terlihat saat bersama pemimpin kudeta meletakan payung ‘Hti’ di atas kuil kuno Htilominlo. Saat itu Jenderal Min Aung Hlaing ditemani sang istri.
Banyak orang percaya upacara itu adalah cara mencari berkah ilahian untuk kekerabatan. Namun, upacara ini relatif baru, setidaknya baru dikenal saat Jenderal Thah Shwe berkuasa.