Hikayat Ikan Asin dan Resep Kuno Teri Medan
Orang Indonesia mana yang tidak tahu ikan asin? Ikan kering tersebut merupakan salah satu makanan favorit semua kalangan di Indonesia. Karena makanan tersebut sudah ada sejak zaman kerajaan. Baik digunakan sebagai jamuan makan atau pun perlengkapan upacara.
Hal tersebut terungkap dalam Prasasti Panggumulan A dan B keluaran tahun 902 M yang menyebutkan berbagai hidangan berupa nasi dan lauk pauknya. Salah satu lauk pauk itu disebut asinasin yang tak lain adalah ikan yang diolah dengan cara diasinkan.
Ikan laut yang diasinkan menurut Prasasti Panggumulan yaitu ikan layar (pari), ikan kembung (ruma), ikan kakap dan bawal. Prasasti Rukam Prasasti Rukam yang berangka tahun 907 M menambahkan ikan tawar yang juga diasinkan yaitu ikan Gabus. Dalam bahasa Jawa kunanya disebut dlag dan bahasa arkais tersebut dilestarikan dalam bahasa sunda yaitu lauk deleg untuk menyebut ikan gabus.
Titi Surti Nastiti, arkeolog di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dalam kajiannya berjudul Pasar Pada Masa Jawa Kuno dalam Pasar di Jawa Kuna Masa Mataram Kuna: Abad VIII-XI Masehi banyak mengupas dinamika komoditas pasar pada masa kuna. Menurut Titi, ikan yang diasinkan disebut grih yang kini disebut gereh untuk menyebut ikan asin bagi masyarakat Jawa.
Selain Prasasti Panggumulan dan Rukam, istilah daging yang disinkan juga terdapat dalam Prasasti Prasasti Watukura I (902 M), Prasasti Mantyasih I (907 M), Paradah Prasasti Taji (910 M), Prasasti Mantyasih III, Prasasti Saŋguran (928 M), Prasasti Jeru Jeru (930 M), Prasasti alasantan (939 M), Prasasti Jenggolo (929 M) dan Prasasti Paradah 943 M.
Uniknya dalam prasasti Paradah terdapat salah satu jenis makanan bernama ‘sunda’ yang memiliki arti akar-akaran/umbi umbian.
Populernya ikan asin dimasa kuna dipengaruhi kuat oleh melimpahnya tangkapan ikan laut sebagai komoditas perdagangan. Untuk menyebut satuan ukuran ikan asin Prasasti Jenggolo menyebutnya kujur. Sebagai barang dagangan , ikan aisn dipasarkan pada hari-hari tertentu saja. Menurut Titi, kemungkinan mata uang yang digunakan sebagai alat tukar adalah yang disebut pisis.
Ikan asin sebagai lauk pauk sudah dikenal sejak masa neolitik, tekhnik mengolah ikan sejalan dengan budaya manusia dalam mengolah makanan. Prof. Dr. Teuku Jacob, ahli paleoantropologi, dalam Evolusi Makanan Manusia, Dari Paleonutrisi dan Paleoekonomi Menuju Gizi Futuristik menuliskan bahwa budaya pengolahan makanan pada masa neolitik sudah berkembang.
Saat itu sumber makanan tidak saja dimakan mentah-mentah atau diolah sederhana dengan cara dibakar dengan batu, namun sudah direbus, dipanggang, dan diawetkan dengan cara disalai, dibumbui, diasinkan dan dijemur.
Di Jawa Barat sumber pengolahan Ikan Asin terdapat di Cirebon. Sejak kesultanan Cirebon ngadeg dan kemudian berkembang pesat menjadi satu-satunya sentra kekuatan politik Islam di Jawa Barat, kemajuan ekonominya duidukung kuat oleh letak geografisnya yang berada di pesisir.
Panembahan Ratu I melanjutkan kesuksesan Sunan Gunung Jati. Perdagangan dengan wilayah pegunungan (pedalaman) berkembang. Cirebon banyak memprodukasi ikan asin, garam dan terasi yang dibutuhkan di pedalaman.
Riwayat ikan asin akan terus terentang sepanjang jaman. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2018, konsumsi ikan asin nasional rata-rata 792 gram per orang per tahun. Bahkan rata-rata orang Jakarta dapat mengkonsumsi 1.116 gram per orang per tahun.
Terdapat banyak jenis ikan asin, seperti jambal roti, kapasan, teri jengki, teri medan, cumi, dan jenis ikan lainnya. Tekhnik penyajiannya pun beragam. Bisa digoreng langsung, dibumbui dengan berbagai jenis bumbu nusantara, digarang atau dipanggang kalau dalam istilah sunda disangray atau dibeuleum.
Proses ini dapat mengeluarkan bau khas ikan asin secara maksimal, dipepes, atau langsung disimpan diatas nasi liwet yang setengah matang, cara ini dapat membuat rasa ikan asin meresap pada nasi liwet dan membuat rasanya semakin ngeunah alias enak banget.
Kini ikan asin tidak hanya dijajakan di pasar tradisional, tapi juga di swalayan dan toserba, bahkan online shop. Tentu saja dengan kemasan yang disesuaikan, agar bau khas ikan asin tidak keluar dari kemasan, dan kesegaran serta keawetannya terjaga.
Kemasan tersebut menggunakan teknik vacuum, dimana udara didalam kemasan akan dibuat kosong, sehingga mengurangi kontaminasi udara. Salah satu ikan asin kemasan yang dapat dibeli secara daring adalah rasasin. Jenis ikan, berat kemasan, dan harganya variatif dan terjangkau.
Hal tersebut dapat menjadi salah satu alternatif bahan makanan yang dapat dipesan secara online, terutama ditengah pandemi Covid-19 ini.
Resep Ikan Asin Teri Medan
Selain menjual beragam jenis ikan asin, rasasin juga menawarkan beberapa resep ikan asin yang wajib dicoba, dan pastinya bakal bikin nambah. Berikut salah satu resepnya:
Bahan utama : Teri Medan 100 gr
Bumbu Halus :
- 5 Cabe rawit
- 10 siung Cabe merah
- 3 siung Bawang putih
- 3 siung Bawang merah
- Kaldu bubuk
- Gula pasir
- Garam
- Air
Cara Membuat :
- Blender semua bubu halus
- Goreng teri medan hingga kering, sisihkan
- Panaskan sedikit minyak, tumis bumbu halus hingga wangi
- Tambah sedikit air
- Masukan teri medan yang telah digoreng
- Aduk hingga air habis, beri kaldu bubuk, garam, dan gula sesuai dengan selera.