Kekasih Putin Kena Imbas Sanksi dari Uni Eropa
Namun Putin dan Kabaeva tidak pernah secara resmi mengonfirmasi hubungan apapun.
JERNIH-Pesenam terkenal Rusia, Alina Kabaeva terkena imbas invasi militer Rusia ke Ukraina. Ia menghadapi sanksi dari Uni Eropa karena ia berstatus kekasih Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagaimana dilaporkan New York Post, pada Jumat (6/5/2022).
Pesenam glamor Rusia itu menghadapi sanksi dari Uni Eropa yang masuk dalam paket sanksi keenam yang diusulkan yang diperdebatkan oleh konsorsium 27 negara, menurut dokumen yang diperoleh Agence France-Presse.
Jika paket sanksi keenam tersebut disepakati negara-negara anggota Uni Eropa maka aset Kabaeva yang berada di Eropa akan dibekukan, ditambah lagi Kabaeva dilarang masuk ke wilayah Uni Eropa.
baca juga: Ini Gubernur yang Akan Segera Diganti Tahun Ini
Paket sanksi juga mencakup larangan impor minyak Rusia ke UE, ketentuan yang telah menimbulkan kemarahan negara-negara anggota Slovakia dan Hungaria. Menurut aturan UE, paket sanksi harus disahkan dengan suara bulat.
Kabaeva merupakan pesenam yang berhasil meraih medali emas Olimpiade. Ia disebut-sebut memiliki empat anak dengan Putin yakni putri kembar tujuh tahun dan dua putra.
Kabaeva adalah salah satu atlet paling berprestasi dalam sejarah senam ritmik, dengan dua medali Olimpiade, 14 medali Kejuaraan Dunia, dan 21 medali Kejuaraan Eropa. Pada 2011, ia muncul di sampul majalah Vogue Russia.
Selama ini Kabaeva diketahui berdomisili di Swiss yang bukan anggota Uni Eropa.di Swiss ia tinggal bersama anak-anaknya di. Swiss dikenal sebagai negara netral telah menyamai sanksi Uni Eropa sebelumnya terhadap elit Rusia.
Meski keduanya yakni Putin, 69 tahun, dan Kabaeva, 38 tahun tidak pernah menyatakan secara resmi hubungan mereka berdua, namun sejak 2008 rumor tentang keduanya sudah berhembus kencang. Seperti biasa pemimpin Rusia itu menyangkal laporan media pada saat itu bahwa keduanya terlibat asmara.
Surat kabar Rusia Moskovsky Korrespondent melaporkan bahwa Putin telah menceraikan istrinya, Lyudmila, dan akan menikahi Kabaeva. Namun berita itu telah dibantah oleh Kremlin bahkan surat kabar yang mempublikasikan informasi itu telah ditutup.
Rancangan proposal sanksi mengidentifikasi Kabaeva sebagai ketua Grup Media Nasional Rusia, satu perusahaan induk yang memiliki porsi signifikan media pemerintah Rusia. Kabaeva dilaporkan mendapat gaji US$10 juta untuk perannya di perusahaan tersebut