POTPOURRI

Penulis Indonesia, Intan Paramaditha, Masuk Nominasi Pemenang Stella Prize 2021

Intan Paramadhita muncul melalui kumpulan fiksi pendek, esai, dan novel yang diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, “The Wandering”.

JERNIH—Pada Kamis malam (3/3) lalu, ‘daftar panjang’ (long list)  untuk penghargaan sastra tahunan para penulis wanita di Australia, Stella Prize, tahun ini telah diumumkan. Penulis Indonesia, Intan Paramaditha, merupakan salah satu dari 12 penulis tersebut.

Di antara para pesaing terdapat nama Laura Jean McKay, yang mengumpulkan hadiah sastra terbesar di  Australia, Victorian prize for literature, awal tahun ini untuk novel debutnya “The Animals in that Country”. Ada pula jurnalis Louise Milligan, untuk karya nonfiksinya, “Witness”, yang mengajak kita memeriksa ulang keadilan pada sistem perawatan korban pelecehan anak dan kekerasan seksual.

Bersama McKay, tiga finalis lainnya adalah penulis anyar dari  penulis fiksi Cath Moore yang terpilih lewaty karyanya,”Metal Fish, Falling Snow”; Jessie Tu untuk “A Lonely Girl Is a Dangerous Thing”; dan Nardi Simpson, yang juga vokalis band the Stiff Gins, untuk novelnya “Song of the Crocodile”. Rebecca Giggs dinominasikan untuk karya nonfiksinya yang pertama, “Fathoms: the World in the Whale”, dan Ellena Savage untuk koleksi esai “Blueberry” yang menjadi debutnya.

Intan Paramadhita muncul melalui kumpulan fiksi pendek, esai, dan novel yang diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, “The Wandering”.

Ketua panel juri, penulis dan editor Zoya Patel (“No Country Woman”, 2018), mengatakan, jajaran finalis mencakup keseluruhan usaha dan pengalaman manusia.

“Daftar panjang menunjukkan luasnya ekspresi yang ada dalam literatur Australia, dan pentingnya mengangkat profil perempuan dan suara non-biner dalam merayakan bakat yang ekspansif ini,” kata Patel.

Ini adalah tahun kedua penghargaan itu dibuka untuk wanita trans dan penulis non-biner serta wanita cis, dan menjadi tahun pertama seorang penulis yang diidentifikasi sebagai non-biner, SL Lim (“Revenge: Murder in Three Parts”), berhasil masuk ke daftar panjang.

Kriteria kelayakan yang diperluas mengikuti langkah terbaru itu dimaksudkan untuk membuat hadiah sastra khusus gender tersebut lebih inklusif. Pergeseran ini mengikuti daftar panjang pertama dari penulis trans non-biner, Akwaeke Emezi, untuk Women’s Prize di Inggris pada 2019. The Women’s Prize kemudian membatasi persyaratan masuknya untuk mewajibkan penulis “secara hukum didefinisikan sebagai wanita atau dari jenis kelamin perempuan ”, termasuk memberikan bukti melalui akta kelahiran atau akta pengakuan gender jika perlu.

Sebaliknya, Stella, sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 2012 untuk mengakui dan merayakan kontribusi penulis wanita Australia terhadap sastra, menyatakan bahwa peserta tidak diwajibkan untuk memberikan pernyataan gender apa pun di luar identifikasi diri. Organisasi itu  menyatakan, masuknya seseorang ke dalam kompetisi terpilih itu  sebagai “konfirmasi dari identifikasi tersebut”.

Pemenang Stella Prize 2021 akan diumumkan pada 22 April mendatang.

Long list Stella Prize 2021

Fathoms: The World in the Whale” oleh Rebecca Giggs (Scribe Publications)

Revenge: Murder in Three Parts” oleh S L Lim (Transit Lounge)

The Animals in That Country” olah Laura Jean McKay (Scribe Publications)

Witness”  oleh Louise Milligan (Hachette Australia)

Metal Fish, Falling Snow” oleh Cath Moore (Text Publishing)

The Wandering”  oleh  Intan Paramaditha (Penguin Random House)

Stone Sky Gold Mountain” oleh Mirandi Riwoe (University of Queensland Press)

Blueberries” oleh Ellena Savage (Text Publishing)

Song of the Crocodile” oleh Nardi Simpson (Hachette Australia)

Smart Ovens for Lonely People” oleh Elizabeth Tan (Brio Books)

“A Lonely Girl is a Dangerous Thing”  oleh  Jessie Tu (Allen & Unwin)

“The Bass Rock”  oleh Evie Wyld (Penguin Random House)  [The Guardian]

Back to top button