POTPOURRI

Sahabat Nabi yang Berkuda di Atas Lautan

Dalam literatur keislaman, yang dimaksud sahabat adalah orang yang pernah hidup atau berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW dan beriman dalam Islam. Para sahabat adalah generasi pertama yang menerima dan mengamalkan ajaran Islam secara utuh.

Oleh karena itu tindak tanduk dan ucapan para sahabat menjadi salah satu pedoman dalam menentukan sebuah hukum. Selain itu banyak pula kisah para sahabat yang patut menjadi suri tauladan bagi generasi muda islam sepanjang masa.

Bukan hanya kisah keimanannya saja yang sangat kuat, namun juga banyak kisah ajaib dari para sahabat nabi. Hal itu terjadi karena mereka mempunyai karomah atau kelebihan yang diberikan Alloh SWT pada hambanya yang soleh.

Salah satu sahabat nabi yang terkenal dengan karomah dan doanya yang mustajab adalah Abu ‘A’la Al Hadhrami,( Al-ʿAlāʾ al-Haḍramī) yang merupakan seorang sahabat yang sepanjang hidupnya dihabiskan untuk beribadah pada Alloh Swt.

Abu ‘A’la Al Hadhromi berasal dari Hadhramaut di Yaman, Ia adalah utusan yang dikirim oleh Nabi Muhammad SAW  pada abad ke-7 M untuk menyebarkan Islam ke wilayah Bahrain.

Sebelum Islam berkembang, penduduk wilayah Bahrain sebagian besar adalah orang-orang kafir yang menyembah dewa-dewa berhala seperti Awal, dan ada juga beberapa orang Zoroaster dan Yahudi.

Cahaya Islam kemudian mulai menerangi semenanjung Arab pada abad ke-7 M dan menyuramkan para penyembah berhala. Al-ʿAlāʾ al-Haḍramī diutus Nabi Muhammad SAW pada tahun 628 M. Tujuannya untuk menyampaikan pesan Islam kepada Munzir ibn Sawa Al Tamimi.

Munzir ibn Sawa Al Tamimi adalah penguasa Bahrain, yang kekuasaannya membentang dari pantai Kuwait ke utara Oman termasuk al-Hasa dan Kepulauan Bahrain.

Dalam pesannya Nabi Muhammad SAW mengajak Munzir dan suku Abdul Qays memeluk Islam. Munzir pun menerimanya dan mengumumkan pertobatannya ke Islam sehingga semua penduduk Arab dan beberapa orang Persia di wilayah Bahrain juga masuk Islam.

Hal itu menandai dimulainya era Islam di wilayah Bahrain. Atas kesuksesannya itu, Abu Al Ala Al-Hadrami diangkat oleh Nabi Muhammad SAW sebagai wakilnya di Bahrain untuk mengumpulkan Jizya (pajak agama).

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat pada tahun 632 M, banyak suku Arab memberontak melawan Islam, termasuk sebagian besar penduduk Bahrain yang kembali ke budaya paganisme .

Akibatnya, Khalifah Abu Bakar yang menggantikan Nabi Muhammad SAW mengirim Al-Hadrami kembali ke Bahrain dengan pasukan yang cukup besar untuk mengajak para pemberontak kembali ke jalan Islam.

Rupanya tugas tersebut tidak mudah, karena untuk menuju Bahrain mereka harus menyebrangi lautan yang cukup luas. Hal itu membuat pasukan besar itu hampir putus asa, karena tidak menyiapkan perahu dalam ekspedisi itu.

Ditengah kegalauan pasukannya, Panglima Al-Hadrami tampil dihadapan mereka membangkitkan semangat dan mengajak prajuritnya bergerak kearah lautan dengan tetap tawakal dan berdoa kepada Alloh SWT .

Karena mengetahui bahwa panglimanya adalah manusia saleh dan doanya mustajab, mereka  kemudian mengikutinya tanpa sedikitpun keraguan.

Ajaib, lautan yang sebenarnya sangat dalam dapat dilalui oleh pasukan beserta kuda-kudanya. Mereka berjalan di atas air seolah-olah melintas di atas pasir yang lembut. Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

Perangpun pecah setelah pasukan Bahrain menolak untuk kembali ke Islam dan pasukan Islam akhirnya memenangkan pertempuran itu.

Al-Hadrami kemudian diangkat untuk memerintah Bahrain sampai tahun 634 M. Ia kemudian digantikan oleh Uthman bin Abi al-A’las Thaqafi.

Pada tahun 635 Masehi, Al Ala Al-Hadrami wafat. Kisah kesalehan dan karomah Al Ala Al-saat menyebangi lautan begitu masyhur sehingga dijuluki Mujabud Du’at, atau yang senantiasa dikabulkan doanya. [*]

Back to top button