Tips Aman Berinvestasi Saat Corona Menyerang
JAKARTA-Semua perhatian saat ini tertuju pada virus corona. Hal itu karena dampaknya tak hanya mengancam kesehatan, namun juga karena mempunyai effek langsung terhadap ekonomi secara domestik dan global. Tak dapat dipungkiri, pelaku saham lokal dan asing ikut khawatir dalam ketidakpastian.
Dana Moneter Internasional (IMF) mulai pesimis dengan realisasi pertumbuhan ekonomi global tahun ini mencapai target yang telah dipatok sebesar 2,9 persen. IMF justru mulai realistis bahwa virus corona akan mempengaruhi ekonomi dunia sekitar 0,1-0,2 persen. Nampaknya perkiraan tersebut mulai menjadi kenyataan karena hamper diseluruh negara, pasar saham mulai berguguran.
Budi Raharjo, Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam situasi perekonomian yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, agar tidak mengalami kerugian.
“Masyarakat sebaiknya menjauhi pasar saham jika ingin berinvestasi, karena pasar saham masih dalam ketidakpastian dan kemungkinan besar berisiko tinggi karena sangat fluktuatif”
Menurut Budi, jika ingin berinvestasi, maka ia menyarankan agar memilih investasi dalam bentuk lain yang berisiko rendah.
“Pilihannya ada pada emas. Emas dipilih karena sejak dulu terkenal sebagai investasi yang aman. Setiap ekonomi lesu, emas selalu menjadi pelarian pasar untuk investasi”.
Selain emas, Budi menawarkan bahwa bisa berinvestasi ke deposito. “Untuk menghindari risiko, deposito jadi pilihan karena keuntungannya pasti”. Budi juga menyarankan selain emas dan deposito, ada pilihan lain yaitu obligasi.
“Harga obligasi umumnya meningkat jika kondisi pasar negatif” ditambahkan Budi
“obligasi bisa dijual meski belum jatuh tempo, jadi pemilik obligasi bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya”.
Sementara Perencana Keuangan Zelts Consulting Ahmad Ghozali mengingatkan bahwa pemindahan dana dari investasi berisiko tinggi ke risiko rendah bukan dalam rangka mencari keuntungan, namun langkah ini hanya demi membatasi kerugian.
Menurut Achmad, jika ada yang ingin tetap berinvestasi dalam bentuk saham, maka ia mengingatkan agar tetap waspada dengan terus memantau perkembangan virus corona untuk memastikan pergerakan pasar saham.
(tvl)