Trump Perluas Fasilitas Guantanamo dan Disiapkan untuk Migran
Fasilitas dimaksud terpisah dari penjara AS dengan keamanan tinggi untuk tersangka terorisme asing. Fasilitas migran tersebut akan digunakan untuk “yang terburuk dari yang terburuk.”
JERNIH-Dalam hal penanganan Guantanamo Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengambil sikap yang berbeda dengan dua presiden pendahulunya. Dua pendahulu Trump dari Partai Demokrat, Barack Obama dan Joe Biden, berusaha menutup penjara Guantanamo, namun hingga akhir masa jabatannya hanya mampu mengurangi jumlah penghuninya.
Kini Presiden Trump justru akan memanfaatkan Guantanamo untuk nemampung para imigran yang ada di Amerika. Perintah penggunaan Guantanamo telah disampaikan pada hari Rabu lalu.
Trump berencana memerintahkan Pentagon (Departemen Pertahanan) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) untuk menyiapkan fasilitas penahanan migran di Teluk Guantanamo. Fasilitas itu sendiri diperkirakan akan menampung sekitar 30.000 migran.
“Hari ini saya juga menandatangani perintah eksekutif untuk menginstruksikan Departemen Pertahanan dan Keamanan Dalam Negeri untuk mulai mempersiapkan fasilitas migran untuk 30.000 orang di Teluk Guantanamo,” kata Presiden Trump di Gedung Putih, dilansir Reuters.
Selama ini Pangkalan Angkatan Laut AS di Teluk Guantanamo, Kuba, beberapa kali digunakan untuk menampung migran termasuk untuk menahan warga Haiti dan Kuba yang ditangkap di laut.
Namun fasilitas dimaksud terpisah dari penjara AS dengan keamanan tinggi untuk tersangka terorisme asing.
Fasilitas untuk migran tersebut akan digunakan untuk “menahan para imigran gelap kriminal terburuk yang mengancam rakyat Amerika”. Menurut Trump, beberapa dari mereka sangat jahat. Trump juga menyebut akan segera menggandakan kapasitasnya dengan menyerukan “ruang penahanan tambahan” di fasilitas yang diperluas itu.
Senada dengan perintah Trump, Kepala Pengawas Perbatasan yang dipilih Trump, Tom Homan mengatakan pemerintah akan memperluas fasilitas yang sudah ada, dengan Badan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai akan mengerjakannya.
Tom juga menyebut jika fasilitas migran tersebut akan digunakan untuk “yang terburuk dari yang terburuk.”
Sebagaimana diketahui fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo didirikan pada tahun 2002 oleh Presiden AS saat itu George W. Bush untuk menahan tersangka militan asing setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat. Ada 15 tahanan yang tersisa di penjara tersebut. (tvl)