Ini Rekomendasi WHO bagi Penerima Vaksin Sinovac dan Sinopharm
Pemberian dosis tambahan atau booster didasarkan pada pertimbangan ada kemungkinan terjadi pengurangan efikasi vaksin dalam melawan varian baru seperti Delta dan Omicron.
JERNIH-Paska pertemuan Strategic Advisory Group of Experts (SAGE), WHO mengeluarkan rekomendasi bagi orang dengan gangguan kekebalan tubuh dan para penerima vaksin dari virus Covid-19 yang dimatikan (inactivated vaccine) untuk segera mendapat booster.
Vaksin Sinovac dan Sinopharm merupakan kelompok inactivated vaccine. Kedua vaksin itu juga digunakan secara luas di Indonesia.
Kepala SAGE Alejandro Cravioto menyebut jika vaksin jenis itu memberikan perlindungan kuat terhadap sakit parah selama setidaknya enam bulan. Meskipun data menunjukkan perlindungan terhadap sakit parah berkurang pada lansia juga pada orang-orang dengan kondisi kesehatan bawaan.
“Sementara ini kami terus mendukung perlunya kesetaraan dalam distribusi (vaksin) dan penggunaan dosis ketiga hanya pada mereka dengan masalah kesehatan atau orang-orang yang telah menerima vaksin dari virus yang dimatikan,” kata Cravioto sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Rekomendasi WHO tersebut dikeluarkan seiring dengan meluasnya varian Omicron di berbagai negara.
Diah Saminarsih, penasihat senior untuk Dirjen WHO, mengatakan pemberian dosis tambahan atau booster didasarkan pada pertimbangan ada kemungkinan terjadi pengurangan efikasi vaksin dalam melawan varian baru seperti Delta dan Omicron.
Hasil penelitian di Inggris terhadap dua varian tersebut menunjukkan bahwa vaksin kurang efektif menghentikan penularan, dengan dosis ketiga vaksin dapat melindungi sekitar 75% orang dari mengalami gejala Covid.
Indonesia masih belum sepenuhnya selesai melakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua. Menurut data Kementerian Kesehatan cakupan vaksinasi dua dosis di Indonesia baru mencapai sekitar 49% dari target. Untuk itu vaksinasi dosis pertama dan kedua perlu didahulukan dibanding memberikan booster.
“Karena bila varian baru ini masuk, orang-orang tersebut (yang belum mendapat vaksinasi lengkap) adalah yang paling rentan, paling mudah tertular kembali,”.
Sebelumnya, PBB merekomendasikan agar penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm berusia di atas 60 tahun segera mendapat booster. Rekomendasi terbaru dari WHO secara spesifik menyebut inactivated vaccine karena vaksin dengan teknologi lain seperti Pfizer dan Moderna sudah lebih dulu mengumumkan booster. (tvl)