Crispy

Peneliti Brasil: Kemanjuran Vaksin Buatan Cina 50 Persen

  • Peneliti di Institut Butantan mengatakan kemanjuran CoronaVac di atas 50 persen, tapi Sinova Biotech menahan data lengkap hasil uji klinis.
  • Anvisa, regulator kesehatan Brasil, mengatakan kemanjuran vaksin Cina setidak 50 persen untuk vaksin era pandemi.
  • Presiden Jair Bolsonaro belum angkat bicara.

JERNIH –– Kali ketiga dalam satu bulan Sinovac Biotech menunda pengumuman data uji klinis dan tingkat kemanjuran CoronaVac, vaksi buatannya. Namun peneliti Brasil mengatakan kemanjuran vaksin itu di atas 50 persen.

Sebagai negara pertama yang menyelesaikan uji klinis tahap akhir CoronaVac, data dari Brasil ditunggu banyak orang lain. Indonesia juga menunggu data dari Brasil, untuk menyusun rencana vaksinasi.

Penundaan terbaru ini merupakan pukulan bagi Beijing, yang susah-payah berlomba memenangkan persaingan membuat vaksin Covid-19. Situasi ini akan membuat Cina menghadapi kritik tidak transparan dalam soal uji klinis.

Di Brasil, skeptisisme terhadap vaksin Cina meningkat. Jajak pendapat bulan lalu, misalnya, setengah warga Brasil menolak vaksinasi.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro kian mendapat angin, dengan kebijakannya tidak akan menerima vaksin. Ia juga berulang kali mempertanyakan kemanjuran vaksin Cina berdasarkan asal-usulnya.

Di Sao Paulo, pejabat Insitut Butantan — yang bekerja sama dengan Sinovac Biotech — menolak menentukan tingkat kemanjuran vaksin CoronaVac dengan alasan kewajiban kontrak dengan perusahaan Cina.

Padahal, vaksin telah diuji ke 13 ribu sukarelawan. Tidak ada kabar bagaimana kondisi sukarelawan setelah mendapat dua suntikan vaksin buatan Sinovac.

Peneliti di Institut Butantan hanya mengatakan biar bagaimanapun vaksin buatan Sinovac cukup efektif melawan virus, sehingga disetujui untuk penggunaan darurat di Brasil.

Anvisa, regularot kesehatan Brail, justru mengatakan tingkat kemanjuran vaksin buatan Sinovac setidaknya 50 persen untuk vaksin dalam pandemi.

Dimas Covas, direktur Institut Butantan, mengatakan tidak ada sukarelawan yang divaksinasi mengembangkan kasus Covid-19 yang parah. Fakta ini berkontribusi pada optimisme tentang kemanjuran vaksin.

Christina Borino, ahli imunologi, mengatakan; “Tidak ada kasus yang parah sangat bagus, tapi memunculkan keraguan akan merusak citra vaksin.”

Back to top button