Solilokui

Hari-Hari Ini Kita Merindukan Minyak Goreng

Salah satu penyebab terjadinya kelangkaan minyak goreng di swalayan karena muncul panic buying.

JERNIH-Sebenarnya benar ada nggak sih minyak goreng harga Rp14 ribu? Sebab sudah beberapa hari saya datangi swalayan langganan, rak yang disediakan untuk menampung minyak goreng terlihat kosong. Terdapat permohonan maaf karena stok minyak tidak ad alias kosong,

Di sampingnya terdapat kertas pengumuman dari pihak swalayan yang menyatakan pembatasan pembelian minyak, hanya boleh dua buah per orang dalam satu transaksi. Pengumuman itu saat ini tidak berarti karena minyaknya tidak ada.

Sudah beberapa hari kami terpaksa tidak membuat kudapan gorengan kesukaan keluarga karena sulitnya mencari minyak goreng. Di swalayanan ada juga minyak goreng premium yang harganya cukup menguras dompet.

Di pasar tradisional harga minyak goreng malah melambung. Para pedagang nampaknya tahu jika saat ini terjadi kelangkaan minyak goreng. Mereka memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Kapan lagi?

Salah satu penyebab terjadinya kelangkaan minyak goreng di swalayan karena muncul panic buying alias tetap membeli minyak goreng secara berlebihan karena takut harganya melambung lagi. Itu terjadi justru setelah pemerintah pada 19 Januari lalu mengumumkan minyak goreng satu harga.

Dengan satu harga masyarakat justru khawatir pedagang akan menimbun minyak goreng dan akan mengeluarkan dengan harga tinggi. Oleh sebab itu mereka segera memborong minyak goreng yang masih ada.

Seorang ibu rumah tangga, Ega, menjelaskan modus beberapa ibu rumah tangga memborong minyak goreng. Mereka bergantian masuk swalayan untuk membeli minyak goreng secara berulang. Bukan hanya satu swalayan tapi beberapa swalayan.

“Mereka belanja bersama beli minyak goreng, kemudian mereka keluar dan satu persatu masuk swalayan beli minyak goreng lagi. Ibu yang lain nungguin belanjaannya. Pegawai swalayan tidak mungkin memperhatikan atau ingat setiap orang yang belanja. Itu dilakukan di beberapa swalayan”

Minyak goreng memang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan orang Indonesia. Bahkan ada yang bilang orang Indonesia tak bisa hidup tanpa goreng-gorengan. Mulai dari pagi turun bis mau masuk kerja sudah berhadapan dengan pedagang kaki lima yang menawarkan camilan gorengan. Pulang kerja sambil menunggu angkutan juga ada gorengan hangat di setiap halte bus. Tukang gorengan bisa ditemukan disetiap tikungan jalan.

Hampir semua masakan dari pedagang kaki lima hingga masakan restoran selalu ada masakan yang digoreng-goreng. Bagi yang bokek makan tempe goreng dengan nasi putih hangat juga sudah dapat membuat perut kenyang. Jangan lupa gigit cabe untuk sensasi pedasnya. (tvl)

Back to top button