Solilokui

Jangan Lupa Corona Itu (Masih) Ada: Joki Vaksinasi

Ada dua hal yang memungkinkan perjokian vaksinasi bisa terjadi di Indonesia yakni cara mendapatkan vaksinasi dan ada kelompok orang yang memenuhi kriteria menggunakan jasa joki vaksinasi.

JERNIH-Ternyata joki vaksinasi itu ada. Kejadian di Selandia Baru dimana seorang pria diketahui melakukan vaksinasi COVID-19 dsebanyak sepuluh kali dalam satu hari dengan menggunakan tanda pengenal milik warga yang tak ingin menerima vaksin COVID-19. Mereka yang memanfaatkan jasa pria tersebut dengan membayar sejumlah uang. Pria tersebut berusia dewasa, jadi sudah tentu pengguna joki vaksinasi adalah orang dewasa.

Yang jadi pertanyaan mengapa orang dewasa memanfaatkan joki untuk vaksinasi? Apakah orang tersebut takut jarum suntik seperti yang ada di video-video yang bergentayangan di media sosial? Atau orang tersebut masuk dalam kategori mempunyai komorbit namun ingin memiliki bukti sudah vaksinasi? Atau kelompok orang yang tidak percaya akan vaksinasi namun membutuhkan bukti sudah divaksinasi?,

Pihak berwenang Selandia baru telah mengidentifikasi bahwa pria yang menjadi joki vaksinasi hanya memburu uang jasa yang dibayarkan sepuluh orang pengguna jasanya. Namun tidak mengungkap alasan sepuluh pria dewasa tersebut menyewa joki vaksinasi.

Lalu, bagaimana dengan di Indonesia? Apakah mungkin terjadi joki vaksinasi? Semoga tidak akan pernah terjadi. Namun banyak hal memungkinkan joki vaksinasi terjadi di Indonesia.

Ada dua hal yang memungkinkan perjokian vaksinasi bisa terjadi di Indonesia yakni cara mendapatkan vaksinasi dan ada kelompok orang yang memenuhi kriteria menggunakan jasa joki vaksinasi.

Sebagaimana kita ketahui, bagi warga yang ingin mendapatkan vaksinasi Covid-19, mereka cukup datang ke tempat-tempat dimana dilaksanakan vaksinasi massal. Syaratnya cukup mudah, hanya menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) atau surat keterangan yang memastikan identitas pembawa surat. Data NIK KTP akan diinput oleh petugas dan dalam waktu tidak lama mereka yang data NIK nya terinput akan terdata dalam PeduliLindungi.

Dengan KTP seumur hidup maka validitas foto di KTP sebetulnya sudah akurat lagi. Rambut bisa berubah ukuran, model dan warna rambut juga berbeda, demikian juga kumis bahkan cambang.

Kondisi berikutnya yang memungkinkan terjadi perjokian vaksinasi adalah kriteria orang yang memenuhi syarat menggunakan jasa joki , di Indonesia banyak warga yang belum menerima vaksin Covid-19 karena memiliki penyakit kategori komorbit. Jumlahnya cukup banyak.

Demikian juga kelompok yang menolak vaksinasi jumlahnya juga banyak. Mereka tidak dapat pergi menggunakan moda angkutan udara, dan kereta api, sebab moda angkutan itu memberi syarat calon penumpang sudah masuk dalam program PeduliLindungi.

Satu-satunya cara agar mereka dapat masuk dalam catatan PeduliLindungi ya harus mencari joki vaksinasi. Apalagi jika orang-orang itu mempunyai uang cukup untuk membayar para joki.

Namun joki vaksinasi sebetulnya bisa diatasi di antaranya dengan melakukan vaksinasi di lingkungan tempat tinggal warga yang hendak vaksinasi. Warga lain yang hadir pasti mengenali satu dan lainnya. Hal tersebut mempersempit kemungkinan terjadi joki vaksinasi. (tvl)

Back to top button