Solilokui

Pecinta Aspal: Antara Berkendara, Berkelahi, dan Berperang

Sebenarnya, alasan di balik pemilihan sistem RHS dan LHS itu sama-sama datang dari filosofi dasar pada ilmu militer (perang) dan ilmu beladiri (berkelahi) yaitu bagaimana manusia memosisikan arah datangnya bahaya/risiko.

Penulis: Priyanto M. Joyosukarto,

JERNIH-Pernahkah sejenak anda memikirkan, pada saat berkendara mobil/motor anda lewat sisi kanan atau kiri jalan? Itu pilihan sederhana yang sangat telak pengaruhnya terhadap keselamatan.

Negara kita bersama 68 negara lain di dunia termasuk Jepang menganut Sistem- Kiri (left-hand system, LHS). Sementara Prancis bersama Amerika Serikat dan154 negara lain menganut Sistem-Kanan (right-hand system, RHS).

Konon dahulu kala bangsa Romawi sudah terbiasa dengan sistem LHS dan seluruh duniapun mengikutinya.

Tapi belakangan pada abad 19 oleh Napoleon (Perancis), dan belakangan diperkuat oleh Hitler (Jerman), kebiasaan yang bagus itu dibalik menjadi “RHS” sesuai selera diri mereka yang “bertangan-kiri” (left-handed, LHD).

Kidal (kiri dari lahir) menurut istilah kita. RHS dipaksakan berlaku di seluruh bagian Eropa yang ditaklukkan/dikuasai Hitler. Itu diikuti Amerika yang terlanjur mengimpor peralatan kuda dari Prancis, dan Kanada serta Cina yang mengikuti RHS untuk menyesuaikan dengan mesin-mesin yang diimpornya dari Amerika.

baca juga: Jangan Mengulangi Memutar Roda Kembali

Jadi, Prancis menerapkan RHS karena pemimpinnya yang LHD, Amerika karena kereta kuda, Cina karena mesin impor.

Sebenarnya, alasan di balik pemilihan sistem RHS dan LHS itu sama-sama datang dari filosofi dasar pada ilmu militer (perang) dan ilmu beladiri (berkelahi) yaitu bagaimana manusia memosisikan arah datangnya bahaya/risiko.

Bayangkan anda sedang berdiri di ruang kosong, area dua dimensi (x, y) yang mengelilingi anda 360 derajad bila dibelah dengan dua garis yang saling tegak lurus melalui titik pusat lingkaran (tepat di posisi anda berdiri) maka akan terbentuk empat buah area/luasan yang dalam bahasa Matematika disebut Kwadran. Urut berlawanan jarum jam adalah Kwadran 1, 2, 3, dan 4.

Seperti pernah saya tulis, sebagai orang yang “bertangan-kanan” (RHD) maka area Kwadran 1 (depan kanan) merupakan area yang paling terkendali bagi saya dari perspektif keselamatan (K1) dan keamanan (K2). Terhadap ancaman bahaya yang datang dari arah depan, saya akan ambil posisi sedemikian rupa untuk memosisikan lawan agar selalu berada di Kwadran 1.

Bayangkan sendiri pasti anda sepakat kecuali anda LHD. Sementara area di Kwadran 2 (kiri depan) itu paling kuat daya kontrol saya!Akibatnya, sesuai insting ergonomika (yang mungkin tidak disadari) orang yang RHD kalau berjalan dan berkendara akan cenderung di sisi kiri (LHS) dan menempatkan arah datangnya bahaya dari kanan depan.

baca juga: Pecinta Aspal: Analogi Dasar antara Keselamatan dan Keamanan

Sebaliknya, mereka yang “bertangan-kiri” akan berjalan dan berkendara di sisi kanan (RHS) dan menempatkan arah datangnya bahaya dari kiri depan.

Tapi kenyataannya, meski hanya pilih kiri dan kanan, manusia lebih terikat mengikuti aturan yang berlaku dari pada mengukuti insting ergonomikanya.

Padahal, riset oleh J.J. Leeming (1969) menunjukkan bahwa di negara-negara dengan sistem-kiri ternyata tingkat kecelakaan lalulintas tabrakannya lebih rendah dibanding sistem kanan.

Jadi, kita termasuk beruntung menerapkan sistem-kiri karena ternyata lebih sesuai kaidah ergonomika keselamatan karena memang sebagian besar manusia terlahir “bertangan-kanan”. Sistem-kiri terbukti lebih menjamin keselamatan!

Mungkin anda bertanya, mengapa nyatanya tingkat kecelakaan lalulintas di negara kita lebih tinggi dibanding di Amerika dan Prancis yang sistem-kanan? Kalau tentang itu saya sangat yakin lebih karena faktor sikap mental kita di jalan raya yang masih sangat buruk suka ceroboh, abai, dan nrabas aturan hukum positif dan hukum alam. Angel kandanane.

Makanya sejak tahun 2013 KOMNASTOL sudah mengajak publik untuk mulai melakukan revolusi mental dari jalan raya. Terima kasih,

Priyanto M. Joyosukarto, KOMTRASS & TSS Founder/Nuclear Engineer/Industrial Safety&Security Lecturer/Kyokushin Karate Instructor; IKOK Reg. No. 73.236 (1989)/M-TSA Inspirator & Motivator/Road Traffic Observer.

Back to top button