Solilokui

“Percikan Agama Cinta”: Mencari Garam dan Bukan Gincu

Yang tersisa di benak hanyalah satu hal: kedamaian sejati sebagai reffleksi dari sifat-sifat Tuhan yang rahman dan rahim. Karena tanpa cinta ibadah terasa hampa. Hidup pun menjadi miskin makna.

JERNIH– Saudaraku,

Sudahkah manusia itu menemukan Tuhan? Ya, selama bisa merayakan kemanusiaan senafas dengan rasa keberagamaan, otomatis mereka telah menemukan dan merasakan hadirnya Tuhan.

Deden Ridwan,jernih.co,mizan,
Deden Ridwan

Benih-benih kebencian disingkirkan. Kekerasan agama dalam bentuk apa pun benar-benar dikikis. Yang tersisa di benaknya hanyalah satu hal: kedamaian sejati sebagai reffleksi dari sifat-sifat Tuhan yang rahman dan rahim. Karena tanpa cinta ibadah terasa hampa. Hidup pun menjadi miskin makna.

Begitulah Islam semestinya kita hayati dan maknai. Islam yang berbasis hanif dan cinta, sesuai fitrah manusia sejak di alam sana. Islam ramah. Bukan Islam marah. Islam itu garam, bukan gincu. [Deden Ridwan]

Back to top button