“Percikan Agama Cinta”: Tegakkan Misi Kemanusiaan, Tebar Kasih Sayang
Terbukti, tatkala sosok panutan semesta ini sampai di sidratul muntaha meraih kebahagiaan spiritual puncak yang sangat istimewa, Nabi justru kembali ke bumi: menegakkan risalah profetik.
JERNIH– Saudaraku,
Manusia agung penebar cinta ini bukanlah sosok mitos. Ia justru insan historis yang jejak hidupnya bisa dikaji, dibuktikan, dirasakan secara empiris. Pun sang penebar rahmat yang akhlak-nya amat mulia itu, bukanlah makhluk langit.
Terbukti tatkala sosok panutan semesta ini sampai di sidratul muntaha meraih kebahagiaan spiritual puncak yang sangat istimewa, bahkan tak mungkin dicapai makhluk lain, Nabi penyayang anak-anak ini kembali ke bumi: menegakkan risalah profetik.
Karena itu, mari kita selami karier kenabian Nabi Muḥammad Saw secara tepat. Jangan lupa, manfaatkan kekuatan fikir dan hati sekaligus sambil menikmati kesunyian malam.
Ketahuilah. Karier kenabian beliau 23 tahun, atau sekitar 8.000 hari. Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa jumlah hari yang paling boros, musim di mana Nabi Muhammad Saw banyak melakukan peperangan, yakni berjumlah 800 hari.
Jika ini kita terima, berarti total hari peperangan Nabi Muḥammad Saw hanya 10 persen dari karier kenabian beliau. Hanya sekitar 2 tahun 3 bulan. Artinya, misi risalah kenabian Muḥammad Saw itu hanya 10 persen saja digunakan untuk berperang. Itu pun sifatnya defensif.
Lalu, 90 persen lagi dari risalah kenabiannya: apa yang beliau lakukan? Ya, menegakkan misi kemanusiaan dan menebarkan kasih-sayang kepada num sarwa.
Sayangnya, buku-buku sejarah Nabi yang beredar di negeri ini banyak didominasi cerita peperangan. Seolah pekerjaan Nabi Saw itu hanya berperang. Sungguh sangat ironis. Miris. Menyedihkan. Berlawanan dengan logika dan fakta. Ini pekerjaan rumah serius bagi kita untuk meluruskannya. [Deden Ridwan]