Solilokui

Pertolongan Allah Tidak Harus Logis

Demikian pula dengan mereka yang memilih jadi musuh Allah. Namrud karena lalat. Firaun karena air.  Abu Lahab karena bisul. Kehancuran yang sama sekali tidak logis.

Oleh    : Rene Suhardono*

JERNIH—Pernahkah merasakan kepelikan memaknai situasi? Ketidakadilan, kese-mena-menaan, ketidakpedulian… terus terjadi di mana-mana. Beberapa pekan terakhir saya merasakannya. Seperti roller coaster.

Keyakinan berganti dengan keraguan, untuk kemudian berganti lagi.  Harapan bertukar dengan keputus-asaan, lalu bertukar lagi. Secepat silih bergantinya berita, kabar dan pesan.

Rene Suhardono

Berbagai rencana dengan cepat kehilangan relevansinya. Sementara setiap langkah antisipasi yang awalnya terkesan hebat, ternyata harus dijalani dengan terseok-seok.

Apa jadinya saat semua yang bisa diupayakan , sudah diupayakan? Segala ikhtiar yang terlintas dalam pemikiran, sudah diikhtiarkan. Namun hasil masih jauh dari ideal. Jauh dari harapan.

Semakin terasa sulit, berat. Pelik.

Hingga saat mulai berputus asa, muncul satu kesadaran dari percakapan santai dengan Tuan Guru, Ustad @erickyusuf.

Kesadaran yang kurang lebih seperti ini: “Selama saya masih merasa berkontribusi maka itulah tanda kekalahan yang paling nyata.”

Lho kok begitu? Ya, karena Allah sejatinya ingin kita sadar pertolongan hanya dari Allah. Dan Allah ingin saya — hambaNya yang hina, meminta tolong hanya padaNya.

Bukan pada sesama mahluk. Bukan pada kekuatan, kecerdasan dan kegigihan diri semata. Bukan pada selain dari Allah.

Pertolongan Allah datang… pada saat paling dibutuhkan karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Pertolongan Allah datang, tanpa harus masuk logika manusia.

Bukankah Nabi Nuh AS membangun kapal di gunung?  Bukankah ibu Nabi Musa AS membuang anaknya di Sungai Nil? Bukankah Nabi Muhammad ﷺ mengalah di Hudaibiyyah?

Demikian pula dengan mereka yang memilih jadi musuh Allah. Namrud karena lalat. Firaun karena air.  Abu Lahab karena bisul. Kehancuran yang sama sekali tidak logis.

Ternyata yang dibutuhkan hanya kerendahan hati dan kesungguhan saat meminta kepada Allah, serta optimisme tanpa putus untuk semata berharap hanya kepadaNya. Allah jernihkan dan jaga mata batin kita untuk melihat pertolonganNya. [  ]

Back to top button