SolilokuiVeritas

Politik Akal Sehat

Demokrasi elitis, sebagaimana dikonseptualisasikan  Joseph  Schumpeter, mengerdilkan demokrasi sebatas metode prosedural, melupakan substansi  berkaitan dengan  tujuan  kesejahteraan  atau  perbaikan  nasib  rakyat. Demokrasi  elitis  menempatkan  demokrasi  sebagai  arena kompetisi  bagi  elit terbatas  dan  teratas.  Politisinya pengusaha,  wakil  rakyatnya saudagar, voter-nya konsumen.

Oleh  :  Yudi Latif

JERNIH– Politik akal sehat tampaknya sedang memasuki ruang gawat darurat di negeri ini. Ibukota negara sebagai ibu teladan menjelma jadi ibu pesakitan.

Yudi Latif

Berbagai bentuk pilihan dan kebijakan publik tak memenuhi asas-asas nalar publik  yang  sehat–dengan tendensi pengabaian empat prinsip utama politik responsif: rasionalitas, efisiensi, keadilan dan kebebasan. Bahwa  politik  responsif  harus pertimbangkan  rasionalitas  publik  tanpa kesemena-menaan  membuat  kebijakan; adaptabilitas  kebijakan dan institusi politik terhadap keadaan; senasib sepenanggungan dalam keuntungan dan beban; persetujuan partisipatif rakyat terhadap (kebijakan) pemerintah.

Politik responsif menghendaki agar perkembangan demokrasi tak berhenti sebatas demokrasi minimalis yang elitis, tetapi menjadi demokrasi deliberatif (permusyawaratan) yang dipimpin hikmat-kebijaksanaan.

Demokrasi elitis, sebagaimana dikonseptualisasikan  Joseph  Schumpeter, mengerdilkan demokrasi sebatas metode prosedural, melupakan substansi  berkaitan dengan  tujuan  kesejahteraan  atau  perbaikan  nasib  rakyat. Demokrasi hanyalah  seperangkat  prosedur sebagai wahana  keputusan  diambil dan kebijakan dihasilkan.

Kedua,  konsep  politik  dianalogikan  dengan konsep  ekonomi  pasar. Kompetisi  politik  berhubungan  erat  dengan kompetisi  ekonomi. Demokrasi  elitis  menempatkan  demokrasi  sebagai  arena kompetisi  bagi  elit terbatas  dan  teratas.  Politisinya pengusaha,  wakil  rakyatnya saudagar, voter-nya konsumen.

Ketiga,  demokrasi elitis berbeda tipis dgn sistem totalitarianisme sebatas bahwa pemimpin dari demokrasi elitis diajukan sementara dalam sistem kediktatoran berdasarkan pemaksaan.

Keempat, rakyat umum memiliki peranan  minimal.  Rakyat  hanya  datang  ke pemilu  untuk  memilih  wakilnya. Namun  mereka  tidak  dapat “menentukan”  dan berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan.

Demokrasi deliberatif bermaksud mengatasi kekurangan demokrasi elitis  dengan memandang kebebasan  individu  dan  kesetaraan  politik  sebagai  hal  penting  sejauh  dapat mendorong  kemampuan  manusia  untuk membentuk  tatanan  kolektif  yang berkeadilan, melalui deliberasi rasional. [  ]

Back to top button