Syaddad, Sahabat Pemilik Ilmu dan Kelembutan Hati
“Allohumma ya Allah, aku memohon kepadaMu keteguhan dalam menjalankan perintahMu, semangat kuat untuk berpegang kepada petunjukMu. Aku memohon kepadaMu agar aku dapat mensyukuri nikmat yang Engkau limpahkan kepadaku, mampu beribadat kepadaMu sebaik-baiknya. Anugerahilah aku, ya Allah, hati yang takwa serta ucapan yang jujur dan bersih.”
Oleh : H.Usep Romli HM
Abu Darda, salah seorang sahabat Rasulullah, berkomentar tentang sosok manusia. Ada yang memiliki ilmu, namun tidak memiliki kelembutan hati. Ada juga yang memiliki kelembutan hati, namun tidak memiliki ilmu.
“Syaddad bin Aus memiliki kedua-duanya, ilmu dan kelembutan hati,”Abu Darda memuji Syaddad sebagai sosok sempurna di kalangan para sahabat segenerasi. Perkataan Abu Darda mengenai Syaddad tampak dalam beberapa hal. Syaddad sering menuturkan pandangan-pandangan berisi pedoman hidup dan kehidupan menuju kebaikan dan menjauhi keburukan.
Suatu hari Syaddad, mendengar Rasulullah Saw bersabda :“Yang paling aku takutkan atas umatku, adalah syirik dan hawa nafsu tersembunyi.”
“Kedua hal tersebut, rasanya tidak akan terjadi, ya Rasulullah,”Syaddad mencoba menginterupsi. Lalu Rasulullah menjawab : “Kalian memang tidak akan menyembah matahari atau bulan, tidak akan pula menyembah berhala. Namun kalian melakukan amal bukan semata-mata untuk Allah SWT.”
Sabda Rasulullah tentang syirik dan nafsu tersembunyi pada diri setiap manusia itu, menjadi pegangan kuat Syaddad. Ia berusaha keras menjauhi syirik sesuai petunjuk Rasulullah Saw. Yaitu menjauhi amal-amalan yang bukan karena Allah. Melainkan karena ingin dipuja-puji manusia, bukan dikasihi Allah. Ingin mendapat keuntungan materi berlimpah, bukan berkah karunia Allah. Dan perbuatan-perbuatan sejenis yang seolah-olah menyembah kekuatan lain selain Allah.
Pada sebuah ekspedisi, seluruh anggota pasukan, beristirahat. Syaddad merebahkan diri di bawah sebuah pohon rindang, sedangkan teman-temannya membuka bekal masing-masing. Mereka mengajak Syaddad untuk makan-minum sekedarnya.
“Terimakasih, kawan-kawan, “Syaddad menolak halus ajakan mereka. “Sejak aku menyatakan kesetiaan kepada Rasululah, aku tidak pernah memakan makanan apa pun sebelum kuketahui asal usulnya. Walaupun demikian, aku mendapat bekal amat berharga dari Rasulullah Saw. Beliau pernah bersabda kepadaku :
“Ya Syaddad, jika engkau melihat seseorang menumpuk-numpuk harta, bacalah do’a ini sebagai simpanan kekayaanmu. Allohumma ya Allah, aku memohon kepadaMu keteguhan dalam menjalankan perintahMu, semangat kuat untuk berpegang kepada petunjukMu. Aku memohon kepadaMu agar aku dapat mensyukuri nikmat yang Engkau limpahkan kepadaku, mampu beribadat kepadaMu sebaik-baiknya.Anugerahilah aku, ya Allah, hati yang takwa serta ucapan yang jujur dan bersih.” [ ] Sumber “ Hilyatul Aulia” Abu Nu’aim al Asfahani