Solilokui

Tiada Lagi Danke Drajat

Dia menginformasikan pakai jeep off-road menuju daerah perbukitan. Ia sengaja buka baju menyetir mobil itu supaya terpapar matahari. Tampaknya dia sudah merasakan gejala terpapar virus.

Oleh   : Ilham Bintang

JERNIH—Innalillahi wainailahi raajiuun…

Danke terpapar COVID-19 3 Januari lalu. Seminggu setelah itu, jurnalis yang lama mengabdi di program news Seputar Indonesia RCTI ini dilarikan ke RS UI, Depok, Jawa Barat.

Ilham Bintang

Saya mengikuti perjuangan Danke melawan virus corona melalui grup-grup WA kawan wartawan. Luar biasa pertarungannya hingga jiwanya tak tertolong lagi.

Saya berkawan lama dengan Danke. Saat Cek&Ricek tayang di RCTI, kami selalu bertemu dan ngobrol ngalor ngidul. Orang humoris, ramai, mudah akrab dengan siapa saja, sebagaimana pembawaan wartawan. Dia selalu hadir setiap kali C&R bikin acara. Pendeknya orangnya heboh.

Belakangan karena kesibukan kontak tatap muka sudah jarang, tetapi  lewat saluran telepon atau media sosial seperti FB, jalan terus. April  2019 ternyata kami sama berada di Tanah Suci menunaikan umrah. Janji ketemu, tapi entah kenapa tidak jadi terealisasi. Yang saya ingat jadwal dia memang langsung balik ke Tanah Air tidak lama setelah kontak di FB itu. Sedangkan saya masih meneruskan perjalanan ke Madinah.

Menantang maut

Sebelum vonis positif corona, saya mengikuti cerita Danke di FB untuk melawan gejala terpapar pagebluk itu.

Dia menginformasikan pakai jeep off-road menuju daerah perbukitan. Ia sengaja buka baju menyetir mobil itu supaya terpapar matahari. Tampaknya dia sudah merasakan gejala terpapar virus.

Maka itu dia sengaja menempuh rute lewat jalan bebatuan supaya badannya terguncang-guncang dan keluar keringat. Lalu, dia pun menyantap  makan kesukaannya. Tapi dia ternyata nggak bisa merasakan itu. Dia coba merokok, tapi dia mengaku rasa rokoknya kok aneh.

Danke muda, saat bertugas

Danke mulai cenas ketika merasakan kehilangan penciuman. Dan, setelah di-swab, hasilnya positif. Dia menjalani isolasi mandiri, namun seminggu kemudian dia menyerah, barulah dia dibawa ke RS UI.

Danke yang lahir 21 Juli 1955. Meninggalkan seorang istri, yakni Ibu Kiki, serta tiga anak, yaitu Kautsar Umaro Yanshuru, Khalifa Bening Jiwa, dan Kayla Audivisi—semua sudah berkeluarga dan memberinya dua cucu, yaitu Dastan Altio Yanshuru dan Annisa Gloria Jiwani. 

“Papa kenanya lebih sebulan. Pertama kali ketahuan 3 Januari, tanggal 10 kemudian masuk RS,” cerita Kayla. Selasa (9/2) petang, jenazah almarhum dimakamkan di Tapos, Bogor, Jawa Barat.

Tiada lagi sosok wartawan banyak kawan dan relasi yang kehadirannya selalu menyenangkan orang.

Semoga almarhum husnul khotimah. Alfatihah. [ ]

Back to top button