Spiritus

Pasangan Hidup dan Kebahagian Hidup

  • Jangan terburu-buru dalam hal jodoh. Jangan lupakan, istikharah dan istikharah. InsyaAllah akan mendapatkan yang terbaik lahir dan batin.

Oleh: KH DR Ahmad Imam Mawardi *

SERING kita dengar ada orang tua yang berkata: “Kawinkan saja anakku dengan siapa saja  yang mau.” Bisa jadi orang tuanya frustasi karena selalu gagal menjodohkan anak.

Bisa jadi anaknya yang selalu menolak dijodohkan tapi saat memilih sendiri selalu gagal, bisa jadi pula karena terlalu banyak pilihan lain sehingga sang anak terdiskualifikasi dengan alasannya masing-masing. Meski demikian, saya kurang sepakat dengan kata-kata di atas. Ada kesan merendahkan jiwa dan harga diri wanita yang sesungguhnya mulia.

KH DR Imam Mawardi

Urusan jodoh ini memang urusan yang gampang-gampang susah. Memiliki jodoh yang tidak pas dengan hati akan sangat mengecewakan dan merugikan. Ada banyak yang kecewa dalam pernikahan yang kemudian berkata: “Tahu begini, lebih baik saya hidup sendiri.” Walau saya juga tidak setuju 100% dengan keluhan seperti ini, namun pada satu sisi ada kebenaran yang bisa menjadi pelajaran berharga.

Pelajaran itu adalah jangan terburu-buru dalam hal jodoh, tanyakan siapa dia, bagaimana dia perilaku kesehariannya dan ibadahnya. Jangan lupakan, istikharah dan istikharah. InsyaAllah akan mendapatkan yang terbaik lahir dan batin.

Seorang lelaki terprovokasi untuk mencintai dan menikahi seorang wanita yang katanya menjadi perhatian banyak orang. Lima tahun dalam pernikahan, lebih banyak gelisah ketimbang tenang, sedih ketimbang bahagia. Mau cerai, lelaki ini kasihan pada nasib anak. Tidak bercerai dia merasa sendirian lebih membahagiakan. Ternyata perhatian banyak orang kepada istrinya itu adalah perhatian akan sisi negatif di balik tampilan wajah dan fisiknya. Istrinya tetap percaya diri dan mencitrakan positif dirinya di hadapan suami.

Suatu malam, suami istri menghadiri resepsi pernikahan tetangganya. Suasana ramai dan meriah. Hadirin terpukau semua dengan tarian sufi seorang lelaki yang menghibur sekali. Istri lelaki itu tak terima jika pusat perhatian itu jatuh pada sang lelaki penari itu. Orang yang terjangkit penyakit megalomania memang ingin hanya dirinya yang menjadi pusat perhatian.

Sang istri berbisik kepada suaminya dan teman-temannya juga bahwa lelaki penari itu 6 tahun yang lalu pernah melamar/meminang dirinya tapi ditolak oleh si istri itu. Si istri merasa bangga dan merasa berharga sekali dirinya. Sang suami akhirnya dengan lirih berkomentar: “Pantas dia menari bahagia hingga kini. Andai menikah denganmu, pasti dia tak akan sempat menari, bahkan tak akan mampu walau hanya tersenyum.” Semua kaget dengan komentar sang suami.

Berhati-hatilah dalam mencari jodoh. Bagaimana kalau sudah kadung dan ternyata mengecewakan? Bawa saja ke bengkel atau rumah sakit jiwa, bertemulah dan konsultasikanlah dengan dokter jiwa, dokter hati. Salam, AIM. [*]

* Pendiri dan Director di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya

Back to top button