Teraju

Menulis Dengan Merdeka – Panduan Praktis Menulis PROSA FIKSI untuk Pendidik dan Siswa

Dalam dunia kepenulisan kreatif, pengembangan cerita bisa jadi sama tetapi eksekusi dan penokohan berbeda. Sebaliknya, ide atau tema bisa sama, tetapi pengembangan cerita bisa jadi berbeda. Hal itu lumrah di dunia kepenulisan. Bahkan, dapat menjadi sebuah panduan bagi pengembangan pengalaman menulis cerita untuk penulis pemula.

Meski demikian, jangan sampai ketika menulis cerita, kita terjebak dengan kemiripan cerita dari yang sudah ada. Istilahnya adalah plagiarisme. Plek ketiplek. Jika sudah begitu, tentunya sudah bukan lagi karya kreatif, tetapi karya jiplakan yang licik. Makanya, andaikata menemukan karya yang benar-benar mirip 100% dengan tanpa penggubahan sedikit pun, berarti penulis itu telah berkhianat terhadap dunia kreativitas yang dia geluti.

Jadi, bagaimana supaya kita dapat mengembangkan cerita dari karya yang sudah ada, tetapi tidak terjebak ke dalam bentuk plagiarisme?

Mari ikuti tips dan trik yang ada dalam buku di tangan Anda ini, yang mempunyai keunggulan karena kepraktisannya untuk bisa langsung diikuti oleh para penulis pemula, baik itu pendidik maupun siswa. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan pengalaman nyata penulis dalam mengajarkan praktik kepenulisan di kelas. *

Buku ini dapat dipesan melalui Siplah: https://siplah.blibli.com/merchant/product-detail/SSIT-0008-00020

Menurut Doddi Ahmad Fauji, sastrawandan editor buku, buku ini memiliki kekuatan, yaitu:

1. Materi yang disajikan dalam buku, memiliki kedalaman ilmu dan sangat meyakinkan.

2. Teori yang otentik karena berangkat dari pengalaman langsung penulis sebagai praktisi bidang prosa (penulis dan pengkaji karya prosa)

3. Paparanna mudah dicerna, karena disampaikan dengan tulisan yang bertutur, story telling, dan membaca buku ini terasa seperti mendengarkan cerah seseorang di depan kelas. Tulisan yang berttur ini serigkali dimiliki oleh para jurnalis yang rajin menulis feature. Da, Panji memang mantan seorang jurnalis.

4. Panduan praktis menulis prosa fiksi ini disampaikan Langkah per Langkah, ibarat google map ketika hendak menempuh sebuah alamat tujuan yang harus disuur melalui jalan berkelok-kelok, nah, sang buku ini sebagai navigator, akan memandu pejalan bisa sampai tujuan, yaitu berhasil menulis prosa fiksi.

5. Teori atau panduan yang dipaparkan penulis, pada beberapa bagian, diikuti dengan pencontohannya. Memang paling mudah mengajarkan sesuatu itu disampaikan melalui pencontohan, daripada sekedar disampaikan melalui intruksi kaa-kata (lisan/tulisan) harus begini atau harus begitu, terutama paparan paling penting yang menjadi inti, yaitu pada Bab 1. Pada Bab 1, lebih banyak berupa wawasan dan konsep, sedang pada bab II berupa teori aplikatifnya (penerapannya).

6. Analogi. Pada beberapa bagian, paparan disampaikan dengan menggunakan analogi.

7. Beberapa istilah dalam prosa fiksi dan kepenulisannya tampak mengambil istilah yang berbahasa Inggris. Tradisi literasi atau keberaksaraan ini diciptakan dan datang dari luar (Eropa), dan kita mengekor ke mereka, maka mau tak mau, peristilahan yang kita gunakan pun berasal dari mereka, dan kadang sulit dicarikan padanan kata yang tepat, sehingga digunakan saja istilah dari luar itu, misalnya istilah: plot twist, spree killer, The Hook, plot turn, pinch, mid poin, resolution, dll.

Check Also
Close
Back to top button