
Arab Saudi memiliki pengaruh besar di dunia Arab dan Muslim melalui ekonomi dan menjadi tuan rumah bagi situs-situs tersuci Islam. Sementara Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia secara luas dianggap sebagai kekuatan ekonomi yang sedang berkembang.
JERNIH – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berharap untuk menandatangani kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi dan Indonesia sebelum mengadakan pemilihan awal untuk Knesset pada bulan Juni 2026.
Lembaga penyiaran publik Israel Kan melaporkan, pemimpin Israel itu bermaksud memperkuat posisinya menjelang pemilu, yang secara resmi dijadwalkan pada November tahun itu. Kan mencatat bahwa peluang PM untuk mencapai kesepakatan dengan Riyadh dianggap “wajar”, sementara peluangnya untuk menandatangani perjanjian serupa dengan Jakarta dengan kemungkinan “rendah”. Laporan tersebut menambahkan bahwa Netanyahu akan puas dengan kesepakatan hanya dengan salah satu dari kedua negara tersebut.
Arab Saudi memiliki pengaruh besar di dunia Arab dan Muslim melalui ekonomi dan menjadi tuan rumah bagi situs-situs tersuci Islam. Sementara Indonesia – negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia – secara luas dianggap sebagai kekuatan ekonomi yang sedang berkembang.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan pada bulan Februari bahwa mereka tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina, di tengah meningkatnya kemarahan atas genosida Israel di Gaza. “Kerajaan Arab Saudi menegaskan bahwa posisi teguh ini tidak dapat dinegosiasikan dan tidak dapat dikompromikan,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan harapannya agar lebih banyak negara bergabung dengan apa yang disebut “Abraham Accords” dengan menormalisasi hubungan dengan Israel, khususnya Arab Saudi. “Saya berharap Arab Saudi ikut serta, dan saya berharap negara-negara lain ikut serta. Saya pikir ketika Arab Saudi ikut serta, semua orang ikut serta,” kata Trump kepada Fox News .
Pada 2020, Trump menjadi perantara perjanjian normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain. Maroko dan Sudan kemudian menyusul dengan kesepakatan serupa.
Sementara itu, Indonesia dilaporkan sedang mempertimbangkan hubungan dengan Israel jika Tel Aviv mencabut penentangannya terhadap bergabungnya Jakarta dengan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), menurut laporan tahun 2024 oleh Yedioth Ahronoth .
Awal tahun ini, Channel 12 Israel melaporkan bahwa Indonesia termasuk di antara beberapa negara yang berunding dengan Israel untuk memfasilitasi pengusiran warga Palestina dari Gaza.
Pada bulan September, Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan pidato yang mengatakan: “Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus mengakui dan menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitulah kita dapat mencapai perdamaian sejati: perdamaian tanpa kebencian, perdamaian tanpa kecurigaan.”
Media Israel melaporkan bahwa Prabowo akan mengunjungi Israel minggu ini – laporan yang dengan cepat dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia di Jakarta.