Dunia, Terutama Eropa, Menggigil Gemetar Karena Serangan Omicron dan Delta
Pai mengatakan, booster, seperti yang terjadi di Israel, Chili dan banyak negara di Eropa, termasuk Prancis, hanya akan memperpanjang pandemi dengan mempersulit pemberian dosis pertama ke negara berkembang. Itu meningkatkan peluang lebih banyak timbulnya varian.
JERNIH– Warga Yunani berusia di atas 60 tahun yang menolak vaksinasi virus corona dapat dikenai denda bulanan lebih dari seperempat dari pensiun minimum mereka. Kebijakan keras yang diambil pemerintah Yunani itu menurut para politisi negara itu akan merugikan pemungutan suara, tetapi menyelamatkan nyawa.
Protes mingguan di Belanda terjadi kemarin akibat adanya rencana penerapan penguncian dan pembatasan baru lainnya. Protes berubah menjadi kekerasan, kemungkinan akibat telah bisannya warga dari kungkungan selama ini.
Di Israel, pemerintah pada hari Kamis menghentikan penggunaan teknologi pelacakan telepon yang kontroversial untuk melacak kemungkinan kasus varian virus corona baru setelah diprotes publik dengan marak.
Dengan varian delta COVID-19 yang mendorong kasus di Eropa dan meningkatnya kekhawatiran atas varian omicron, pemerintah di seluruh dunia mempertimbangkan langkah-langkah baru untuk populasi yang lelah mendengar tentang pembatasan dan vaksin.
Semua ini merupakan pilihan-pilihan sulit, yang dibuat lebih sulit lagi oleh peluang adanya reaksi balik, meningkatnya perpecahan sosial dan, bagi banyak politisi, ketakutan akan tercopot dari jabatan akibat ditinggalkan pemilih.
“Saya tahu rasa frustrasi yang kita semua rasakan dengan varian omicron ini. Kita yang sudah lelah, menjadi kembali lelah karena kita mungkin (harus) melalui ini lagi,” kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, Selasa lalu, dua hari setelah pemerintah mengumumkan bahwa masker akan diwajibkan lagi di toko-toko dan di angkutan umum. Inggris juga mewajibkan kembali semua pendatang dari luar negeri untuk menjalani tes dan karantina COVID-19. “Kami mencoba mengambil pendekatan yang seimbang dan proporsional.”
Pembatasan baru, atau variasi dari yang lama, muncul di seluruh dunia, terutama di Eropa, di mana para pemimpin bersusah payah menjelaskan apa yang tampak seperti janji yang gagal: bahwa vaksinasi massal akan berarti mengakhiri pembatasan yang dibenci secara luas.
“Orang-orang membutuhkan kehidupan normal. Mereka membutuhkan keluarga, mereka perlu saling dekat. Saya benar-benar berpikir, Natal saat ini orang-orang telah berpikir semua (pengorbanan) mereka sudah cukup,” kata Belinda Storey, yang mengelola kios di pasar Natal di Nottingham, Inggris.
Di Belanda, di mana penguncian mulai berlaku minggu lalu, polisi secara kontinyu berpatroli di jalan-jalan untuk membubarkan kerumunan dan demonstrasi. Tapi kebanyakan orang tampak pasrah, terburu-buru untuk pulang ke rumah.
“Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah mendengarkan aturan, mengikutinya dan berharap tidak semakin buruk. Bagi saya itu tidak masalah. Saya seorang perawat. Saya tahu bagaimana orang sakit,” kata Wilma van Kampen.
Huburt Bruls, yang sebagai walikota kota Nijmegen di Belanda melarang protes akhir pekan lalu, mengatakan dia bersimpati dengan rasa frustrasi itu, tetapi siap untuk melaksanakan aturan nasional.
“Ada banyak kekecewaan dalam efek vaksinasi. Semua orang melakukan yang terbaik, kami tercatat sebagai salah satu tingkat vaksinasi tertinggi, dan itu tidak cukup. Infeksi ternyata lebih tinggi dari sebelumnya. Saya sendiri sedikit kecewa, tapi kami harus melihat ke depan,” ujar Bruls.
Di Yunani, penduduk di atas 60 tahun menghadapi denda 100 euro (113 dolar AS) per bulan jika mereka tidak divaksinasi. Denda akan ditempelkan ke tagihan pajak pada bulan Januari. Sekitar 17 persen orang Yunani berusia di atas 60 tahun tidak divaksinasi meskipun ada berbagai upaya untuk mendorong mereka mendapatkan suntikan. Sembilan dari 10 orang Yunani yang sekarang sekarat karena COVID-19 berusia di atas 60 tahun.
“Saya tidak peduli apakah tindakan itu akan membuat saya kehilangan suara tambahan dalam pemilihan,” kata Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis, Rabu lalu, setelah anggota parlemen meloloskan tindakan itu. “Saya yakin bahwa kami melakukan hal yang benar, dan saya yakin kebijakan ini akan menyelamatkan banyak nyawa.”
Dengan menggunakan wortel alih-alih tongkat, pemerintah Slovakia mengusulkan untuk memberi orang berusia 60 tahun ke atas bonus 500 euro (568 dolar AS) jika mereka divaksinasi.
Di Israel, pemerintah pekan ini secara singkat kembali menggunakan teknologi pemantauan telepon untuk melakukan pelacakan kontak orang-orang yang dikonfirmasi memiliki varian omicron. Namun pada Kamis kemarin mereka langsung menghentikannya karena diprotes warga.
“Sejak awal saya mencatat bahwa penggunaan alat ini akan terbatas dan singkat – selama beberapa hari, untuk mendapatkan informasi mendesak untuk menghentikan infeksi dengan varian baru yang tidak diketahui ini,” kata Menteri Kesehatan Isarel, Nitzan Horowitz, di Twitter.
Di Afrika Selatan, negara yang membuat WHO memperingatkan dunia tentang varian omicron, pembatasan dilakukan, termasuk jam malam dan larangan penjualan alkohol. Kali ini, Presiden Cyril Ramaphosa hanya meminta lebih banyak orang sadar divaksinasi “untuk membantu memulihkan kebebasan sosial yang kita semua dambakan.”
Jerman Kamis kemarin memberlakukan batasan baru yang ketat pada yang tidak divaksinasi, mengecualikan mereka dari toko yang tidak penting, restoran, dan tempat umum utama lainnya. Mereka dapat pergi bekerja hanya bila hasil tes negatif.
Badan legislatif Jerman diharapkan menegaskan kewajiban divaksinasi dalam beberapa pekan mendatang. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan tindakan itu diperlukan karena rumah sakit berisiko kelebihan beban. “Situasi di negara kita serius,” katanya.
Di AS, ada sedikit keinginan di salah satu partai politik untuk kembali ke penguncian atau pelacakan kontak yang ketat. Menegakkan langkah-langkah bahkan sederhana seperti mengenakan masker saat ini telah menjadi titik nyala politik. Partai Republik menuntut untuk memblokir persyaratan baru pemerintah Biden untuk divaksinasi atau pengujian.
Pada Kamis ini, Presiden Joe Biden, yang nasib politiknya mungkin bergantung pada pengendalian pandemi, bergerak untuk memperketat persyaratan pengujian bagi orang-orang yang memasuki AS, dan merekomendasikan orang Amerika memakai masker di dalam ruangan di muka publik. Tetapi dia mengatakan strategi barunya itu “tidak termasuk penutupan dan penguncian,” dan dia berharap mendapat dukungan bipartisan.
“Itu adalah rencana yang menurut saya akan menyatukan kita,” katanya.
Munculnya varian baru membuat sedikit perbedaan bagi Mark Christensen, pembeli biji-bijian untuk pabrik etanol di Nebraska. Dia menolak kewajiban vaksinasi apa pun dan tidak mengerti mengapa itu diperlukan. Bagaimanapun, katanya, sebagian besar bisnis di sudut negara bagiannya terlalu kecil untuk tunduk pada peraturan.
“Jika mereka hanya mendorong saya untuk melakukannya, itu satu hal,” kata Christensen. “Tapi saya percaya pada kebebasan memilih, bukan keputusan dengan paksaan.”
Chili telah mengambil langkah yang lebih keras sejak munculnya omicron: Orang yang berusia di atas 18 tahun harus menerima dosis booster setiap enam bulan untuk mempertahankan izin mereka yang memungkinkan akses ke restoran, hotel, dan pertemuan publik.
Dr. Madhukar Pai, dari McGill University’s School of Population and Public Health, Kanada, mengatakan bahwa masker adalah cara yang mudah dan tanpa rasa sakit untuk mencegah penularan. Tetapi tes di rumah yang murah juga itu perlu jauh diperluas, baik di negara kaya maupun negara-negara miskin.
Dia mengatakan kedua pendekatan memberi orang rasa kendali atas perilaku mereka sendiri yang hilang dengan penguncian, selain mempermudah menerima kebutuhan untuk melakukan hal-hal seperti membatalkan pesta atau tetap di dalam.
Pai mengatakan, booster, seperti yang terjadi di Israel, Chili dan banyak negara di Eropa, termasuk Prancis, hanya akan memperpanjang pandemi dengan mempersulit pemberian dosis pertama ke negara berkembang. Itu meningkatkan peluang lebih banyak timbulnya varian.
Lockdown, katanya, harus menjadi pilihan terakhir. “Lockdown hanya muncul ketika sistem gagal,” katanya. “Kita melakukannya hanya ketika sistem rumah sakit kemungkinan runtuh. Ini adalah upaya terakhir yang menunjukkan bahwa Anda telah gagal melakukan semua hal yang benar.” [Associated Press-AP]