Crispy

5.011 Pasien Covid-19 di Iran Minum Metanol Alkohol, 728 Tewas

  • 5.011 pasien Covid-19 menenggak metanol alkohol.
  • 90 pasien mengalami kebutaan atau kehilangan penglihatan
  • Jumlah korban kebutaan di luar rumah sakit mungkin lebih banyak.

Tehran — Sedikitnya 728 orang tewas akibat menenggak metanol beracun yang diyakini menyembuhkan dari Covid-19.

Seorang pejabat Iran, Senin 28 April 2020, mengatakan angka ini jauh lebih tinggi dibanding yang dirilis Kementerian Kesehatan Iran beberapa waktu lalu.

Hossein Hassanian, penasehat Kementern Kesehatan Iran, mengatakan perbedaan angka kematian disebabkan beberapa korban keracunan metanol meninggal di rumah, bukan rumah sakit.

“Sekitar 200 orang meninggal di rumah, bukan rumah sakit,” kata Hassanian kepada The Associated Press.

Awal April lalu pemerintah Iran merilis jumlah korban keracunan alkohol, yang meningkat hebat dibanding tahun lalu. Peningkatan terjadi ketika Iran dilanda wabah virus korona.

Otoritas Koroner Nasional Iran mengatakan keracunan alkohol menewaskan 728 warga Iran antara 20 Februari sampai 7 April. Tahun lalu, hanya ada 66 kematian akibat keracunan alkohol.

Kanoush Jahanpour, juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, menatakan 525 orang meninggal akibat menenggak alkohol metanol sejak 20 Februari. TV pemerintah Iran juga melapokan hal serupa.

Jahanpour mengatakan 5.011 orang keracunan alkohol metanol. Dari jumlah itu, 90 orang kehilangan penglihatan atau menderita kerusakan mata.

Hassanian mengatakan perhitungan orang yang kehilangan penglihatan bisa lebih tinggi, karena pemerintah hanya menghitung yang di rumah sakit.

Iran adalah negara Timur Tengah yang terburuk dilanda wabah virus korona. Saat ini, Iran memiliki 91 ribu kasus terjangkit, dengan 5.806 kematian.

Mereka yang merasakan gejala Covid-19 diduga mencari cara sendiri untuk menyembuhkan. Banyak yang percaya alkohol metanol dapat menyembuhkan.

Metanol tidak berbau dan memiliki rasa. Saat diminum, metanol merusak organ tubuh dan otak. Gejalanya meliputi nyeri dada, mual, hypertensi, kebutaan, dan koma.

Di Iran, pemerintah menginstruksikan pedagang memberi warna pada metanol, agar masyarakat bisa membedakan dengan etanol — jenis alkohol pembersih luka. Etanol ditemukan dalam minuman beralkohol, kendati ilegal di Iran.

Beberapa produsen minuman keras di Iran menggunakan metanol, dan sedikit pemutih, untuk menutupi warna sebelum menjualnya.

Konsumsi alkohol dilarang di Iran. Namun setelah wabah virus korona, pemerintah Iran mengumumkan akan mengijinkan pendirian pabrik alkohol baru.

Iran saat ini memiliki 40 pabri alkohol, yang dialokasikan untuk membuat barang-barang farmasi dan sanitasi.

Back to top button