Veritas

Pernah Digunakan Nazi, Facebook Hapus Iklan Trump

Facebook sebelumnya juga pernah menghapus iklan kampanye Trump, karena berbagai alasan. Pada bulan Maret, misalnya, Facebook mencatat sejumlah posting yang berisi informasi menyesatkan tentang sensus di AS, yang melanggar aturan Facebook.

Oleh   : Annie Karni

WASHINGTON—Laman media sosial Facebook, Kamis  (18/6) menghapus iklan yang dipasang Tim kampanye Trump pada platform facebook mereka. Iklan itu secara mencolok menampilkan simbol yang digunakan oleh Nazi untuk mengklasifikasi tahanan politik selama Perang Dunia II. Facebook menegaskan, citra tersebut melanggar kebijakan perusahaan.

Tim kampanye Trump telah menggunakan iklan bergambar segitiga merah besar, untuk mengimbangi antifa, sekelompok demonstran anti-fasis yang dituding Presiden Trump telah melakukan kekerasan dan vandalisme selama protes nasional atas ketidakadilan rasial yang merebak di kota-kota AS. Ada sedikit bukti bahwa antifa telah terlibat dalam kampanye terkoordinasi selama demonstrasi.

“MOBS berbahaya dari kelompok paling kiri berjalan di jalanan kita, menyebabkan kekacauan total,” kata iklan Facebook tersebut. Di bawah teks itu ada segitiga merah, simbol yang digunakan Nazi untuk mengidentifikasi Komunis dan tahanan politik lainnya di kamp konsentrasi, sama seperti mereka menggunakan segitiga merah muda untuk mengidentifikasi orang yang mereka sebut homoseksual.

Tidak jelas apakah kampanye Trump akrab dengan asal usul simbol, yang direklamasi setelah Perang Dunia II oleh beberapa kelompok anti-fasis di Inggris dan Jerman, yang  dengan cara yang sama telah mereklamasi kata dan simbol yang digunakan untuk menindas mereka di masa lalu.

“Kami menghapus posting dan iklan tersebut karena melanggar kebijakan kami terhadap kebencian yang terorganisasi,” kata Facebook dalam sebuah pernyataan. “Kebijakan kami melarang penggunaan simbol kelompok kebencian yang dilarang, untuk mengidentifikasi tahanan politik, tanpa konteks yang mengutuk atau membahas simbol tersebut.”

Sebuah karikatur tentang Trump

Namun sebelum dihapus, iklan tersebut dilihat oleh lebih dari satu juta pemirsa di halaman Facebook Trump dan Wakil Presiden Mike Pence. Iklan itu mulai muncul di Facebook pada Rabu lalu,  dan ditandai seorang jurnalis majalah Fortune pada Kamis (18/6).

Tim Murtaugh, direktur komunikasi kampanye Trump membela iklan tersebut. “Segitiga merah adalah simbol Antifa yang umum digunakan dalam iklan tentang Antifa,” tulisnya dalam email. “Itu hal yang mudah.”

Dia juga mengatakan bahwa segitiga merah yang serupa adalah emoji standard, dan menyediakan tautan ke barang dagangan untuk dijual secara online, seperti botol air dan kotak telepon, dihiasi dengan simbol yang digambarkan oleh penjual sebagai “segitiga merah anti-fasis.”

Murtaugh mencatat bahwa segitiga merah tidak terdaftar dalam database simbol kebencian yang dikelola oleh Liga Anti-Pencemaran Nama Baik.

Tetapi Liga Anti-Pencemaran Nama Baik mengatakan database-nya tidak digunakan untuk melacak simbol-simbol Nazi historis, dan hanya mencantumkan simbol-simbol yang biasa digunakan oleh para ekstremis modern dan supremasi kulit putih di Amerika Serikat. Kelompok itu mengecam kampanye Trump karena menggunakan gambar tersebut.

“Entah tahu atau tidak akan sejarah atau maknanya, kampanye Trump yang menggunakan simbol-simbol yang praktis identik dengan yang digunakan rezim Nazi untuk mengklasifikasikan tahanan politik di kamp konsentrasi, adalah langkah ofensif dan sangat meresahkan,” kata Jonathan Greenblatt, kepala eksekutif Liga Anti-Fitnah. “Tidak sulit bagi seseorang untuk mengkritik lawan politik mereka tanpa menggunakan citra era Nazi. Kami minta Tim Kampanye Trump untuk lebih berhati-hati dan membiasakan diri dengan konteks sejarah sebelum melakukan segala sesuatu.”

Museum Negara Auschwitz-Birkenau juga urun rembug di Twitter, mencatat bahwa segitiga merah adalah “kategori tahanan yang paling umum terdaftar di kamp Nazi #Auschwitz Nazi Jerman.”

Mark Bray, seorang sejarawan di Rutgers dan penulis “Antifa: The Anti-Fascist Handbook,” mengatakan bahwa “asal mula simbol secara universal disepakati bersama Nazi dan kamp konsentrasi.” Dia menambahkan bahwa segitiga merah itu bukan bagian dari simbolisme antifa di Amerika Serikat.

Fakta bahwa segitiga tersebut telah direklamasi oleh beberapa kelompok anti-fasis, Bray mengatakan, hal itu tidak memberikan lisensi bagi Trump untuk menggunakan simbol yang sama guna menyerang antifa. “Ini adalah simbol yang mewakili pemusnahan kaum kiri,” katanya. “Ini adalah ancaman mati terhadap kaum kiri. Tidak ada jalan lain tentang apa artinya itu secara historis. “

Facebook sebelumnya juga pernah menghapus iklan kampanye Trump, karena berbagai alasan. Pada bulan Maret, misalnya, Facebook mencatat sejumlah posting yang berisi informasi menyesatkan tentang sensus di AS, yang melanggar aturan Facebook.

Tetapi CEO Facebook, Mark Zuckerberg, juga berkeras bahwa Facebook tidak akan mengawasi kebenaran iklan politik atau posting oleh para pemimpin politik seperti Trump. Kebijakan itu telah menerima blowback di internal perusahaan, karena adanya “pemogokan” virtual para karyawan bulan ini, karena perusahaan tidak menghapus beberapa iklan Trump yang dianggap para kritikus berisikan hasutan untuk melakukan kekerasan dan pencabutan suara pemilih.

Kebijakan Facebook sangat kontras dengan Twitter, yang telah menambahkan label peringatan pada beberapa tweet paling tajam dari Trump. Twitter juga telah berhenti menerima iklan politik, yang berpotensi disinformasi.

Trump dan tim kampanyenya seringkali mengirimkan pesan-pesan yang tidak mempedulikan dampak simbol kebencian, sehingga beberapa kritikus melihatnya sebagai upaya memposting konten yang memang sengaja membakar pesaraan rasial secara online.

Pada 2016 lalu, Trump men-tweet dan kemudian menghapus gambar wajah Hillary Clinton dengan latar belakang uang kertas 100 dolar  dan Bintang Daud berujung enam, simbol yang dipaksakan Nazi untuk dipakai orang Yahudi pada pakaian mereka. Pada saat itu, Trump membela diri dengan mengatakan bahwa bintang itu adalah bentuk lencana sheriff.

Randal Pinkett, yang merupakan pemenang Afro-Amerika  pertama dalam reality–show yang diampu Trump, “The Apprentice,”mengatakan bahwa Trump telah menghilangkan keuntungan buat dirinya. “Ketika Anda sudah dianggap sebagai rasis, semua hal tak sensitive yang Anda lakukan hanya menambah narasi bahwa Anda seorang rasis,” kata dia.

Pekan lalu, presiden menunda kampanye yang direncanakan di Tulsa, Oklahoma, yang telah dijadwalkan pada hari Jumat– hari libur Juneteenth. Dia dan para pembantunya mengatakan mereka tidak menyadari pentingnya mengadakan rapat umum pada hari libur untuk memperingati berakhirnya perbudakan di Amerika, di sebuah kota yang merupakan tempat salah satu episode rasisme paling kejam di negara itu.[ The New York Times]

Nick Corasaniti berkontribusi melaporkan dari New York, dan Mike Isaac dari San Francisco.

Annie Karni adalah koresponden The Times untuk Gedung Putih. Sebelumnya menulis politik untuk ‘Politico’, New York Post dan New York Daily News. @AnnieKarni

Back to top button