Presiden Macron Diduga Jadi Target Penyadapan Spyware Pegasus Israel
Presiden Pakistan Imran Khan, Cyril Ramaphosa dari Afrika Selatan dan Barham Salih dari Irak juga diyakini menjadi target potensial. “Pengungkapan yang belum pernah terjadi sebelumnya … seharusnya membuat para pemimpin dunia merinding,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty, Agnes Callamard
JERNIH– Prancis membuka penyelidikan terhadap spyware Pegasus, menyusul laporan yang mengatakan Presiden Emmanuel Macron kemungkinan menjadi sasaran spionase tersebut.
Kejaksaan Paris membuka penyelidikan atas dugaan penggunaan spyware Pegasus, Selasa (20/7). Jaksa mengatakan pihaknya sedang menyelidiki berbagai tuduhan, termasuk pelanggaran privasi, penggunaan data secara ilegal, dan penjualan spyware secara ilegal. Investigasi itu tidak menyebutkan tersangka, tetapi bertujuan untuk menentukan pelaku yang akhirnya bisa diadili.
Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah salah satu dari 14 kepala negara atau mantan kepala negara yang mungkin menjadi sasaran peretasan, kata Amnesty International.
Presiden Pakistan Imran Khan, Cyril Ramaphosa dari Afrika Selatan dan Barham Salih dari Irak juga diyakini menjadi target potensial. “Pengungkapan yang belum pernah terjadi sebelumnya … seharusnya membuat para pemimpin dunia merinding,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty, Agnes Callamard, dalam sebuah pernyataan.
Surat kabar Prancis, Le Monde, Selasa (20/7) lalu juga melaporkan bahwa ponsel Macron dan 15 pejabat lainnya mungkin menjadi salah satu target potensial peretasan perangkat lunak Pegasus pada 2019.
Kantor Macron menanggapi laporan itu dan mengatakan bahwa pihak berwenang akan menyelidiki tuduhan tersebut, tetapi jika penargetan presiden terbukti, tindakan yang diambil akan menjadi “sangat serius.”
Tahun lalu ramai dikabarkan bahwa pemerintah Saudi dan Uni Emirat Arab memata-matai banyak jurnalis dengan menggunakan jasa perusahaan Israel, NSO Group. Pekan lalu, puluhan jurnalis Indoa juga dilaporkan mengalami hal serupa, kuat diduga oleh pemerintahnya. Juga menggunakan jasa spyware buatan NSO. [Reuters/AP]