Wapres Filipina Sara Duterte Ancam Bunuh Presiden Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos
- Tidak hanya Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos, Ibu Negara dan Ketua Parlemen juga harus dibunuh, kata Sara Duterte.
- Sara Duterte menyebut Bongbong Marcos tak tahu bagaimana menjadi presiden, dan pembohong.
JERNIH — Badan Keamanan Filipina, Sabtu 23 November, meningkatkan protokol keamanan setelah Wakil Presiden (Wapres) Sara Duterte mengatakan akan membunuh Presiden Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr.
“Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya katakan jika saya terbunuh, bunuh sama BBM, Ibu Negara Liza Araeta, dan anggota parlemen Martin Romualdez,” kata Sara Duterte dalam konferensi pers dini hari yang penuh kata-kata kasar.
BBM adalah akromin dari Bongbong Marcos.
“Ini bukan bercanda. Bukan candaan. Saya katakan jangan berhenti sampai kalian membunuh mereka dan dia berkata ya,” lanjut Sara Duterte.
Keluarga Marcos dan Duterte bergandeng tangan untuk memenangkan pemilihan presiden. Berkat Keluarga Duterte, putra diktator Ferdinand Marcos Sr kembali ke Istana Malacanang.
Tak lama setelah keduanya berkuasa, perpecahan muncul. Bongbong Marcos Jr dan Sara Duterte tidak sekedar saling sapa, tapi juga ancaman. Sara Duterte, misalnya, mengancam akan membongkar makan Ferdinand Marcos Sr dan membuang belulangnya ke laut.
Sara Duterte terprovokasi komentar daring, yang mendesaknya tetap aman karena berada di wilayah musuh. Saat itu, Sara Duterte berada di majelis rendah Kongres besama kepala staf-nya. Duterte tidak menyebut adanya ancaman terhadap dirinya.
Komando Keamanan Presiden mengatakan telah meningkatkan dan memperkuat protokol keamanan kepala negara. “Kami juga berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi, mencegah, dan mempertahankan diri, dari segala ancaman terhadap presiden dan keluarganya,” demikian pernyataan Kamando Keamanan Presiden.
Kepala Polisi Rommel Francisco Marbil mengatakan telah memerintahkan penyelidikan segera. Menurutnya, setiap ancaman langsung atau tidak langsung terhadap presiden harus ditangani dengan tingkat urgensi tinggi.
Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina mengatakan setiap ancaman terhadap nyawa kepala negara harus selalu ditanggapi serius. Kantor Wakil Presiden tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Jean Encinas-Franco, profesor ilmu politik Universitas Filipina (UP), mengatakan komentar Sara Duterte yang keras tidak akan merusak dukungan politik terhadapnya.
“Jika ada, retorika jenis ini akan membuat Sara Duterte semakin dekat denagn apa yang disukai pendukung Rodrigo Duterte, ayah Sara dan pendahulu Bongbong Marcos Jr,” kata Encinas-Franco.
Romualdez, sepupu Marcos dan ketua parlemen, masuk daftar yang harus dibunuh karena memangkas anggoran kantor wakil presiden hampir dua per tiga. Romualdez digadang-gadang sebagai calon presiden berikutnya, yang membuat Dinasti Macos langgeng.
“Negara ini hancur karena kita dipimpin orang yang tidak tahu bagaimana menjadi presiden dan pembohong,” kata Sara Duterte dalam konferensi pers itu.