Crispy

Anak-Anak Desa Tabangame Dorong Mobil Di Sungai Dulu Untuk Sampai Sekolah

HALSEL-Luar biasa perjuangan anak-anak dari Desa Tabangame, Kecamatan Bacan Bacan Timur Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), untuk dapat sekolah mereka harus berjuang setiap hari melewati sungai.

Yang membuat mereka siswa istimewa adalah perjuangan mereka yang meniapkan jalan bagi mobil yang mengangkut mereka menyeberangi sungai. Mereka harus mengumpulkan batu dan menyusunnya agar mobil yang mengangkut mereka dalat lewat Sungai Salawaku.  

Demi mencapai sekolah, puluhan anak yang tinggal di harus berjuang menyeberangi sungai salawaku dengan cara turun dari mobil dan mengumpulkan batu untuk buatkan jalan agar mobil yang mereka gunakan bisa melewati sungai tersebut. Mereka menyeberangi sungai kala berangkat dan pulang sekolah setiap harinya.

“Setiap Harinya di saat anak-anak ke sekolah dari Tabangame ke Desa Wayaua melewati Sungai Salawaku dan harus turun kumpul batu baru mobil bisa lewat,” kata Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP, Lajamra Hj. Jakaria.

Dikutip dari cerminnusantara.co.id, jumlah anak sekolah yang melakukan aktivitas tersebut cukup banyak, dan rata-rata mereka masih duduk dibangku sekolah dasar yang terletak di Desa Wayaua.

Anak-anak ini setiap pagi naik mobil Open cup (bak terbuka) secara beramai-ramai menuju sekolah. Ketika sampai pinggir kali Salawau mereka beramai-ramai pula menyiapkan batu yang kemudian disusun untuk landasan mobil melintasi sungai. Setelah mobil sampai pinggir singai, mereka beramai-ramai lagi naik open cup menuju sekolah.

Menurut Lajamra, kondisi ini harus segera mendapat perhatian serius dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Halsel mengingat anak-anak ini adalah generasi muda penerus pemimpin bangsa.

“Kondisi jalan seperti ini tidak seharusnya dibiarkan begitu saja karena ini demi masa depan anak-anak kita. Jadi tanggungjawab DPRD dan Pemda Halsel untuk cari solusi buatkan jembatan atau apa saja yang terpenting anak-anak sekolah tidak lagi turun lalu kumpulkan batu dan dorong mobil lagi,”.

Lajamra bersyukur melihat semangat yang begitu tinggi anak-anak di wilayah itu untuk bisa mengenyam pendidikan walaupun harus menyembrangi Sungai Salawaku.

“Solusi harus cepat di cari yang mungkin di buatkan jembatan yang layak untuk penyeberangan,”.

(tvl)

Back to top button