Crispy

Moderna Rilis Data Awal Uji Klinis Vaksin Covid-19, 94,5 Persen Efektif

  • Alex Azhar, menteri kesehatan dan layanan kemanusiaan AS, memuji Donald Trump atas sukses Moderna.
  • Kini dunia menunggu data awal uji klinis vaksin Cina.

Washington — Lomba menghasilkan vaksin Covid-19 kian panas. Kini giliran Moderna Inc, perusahaan bioteknologi AS, merilis data awal studi Fase 3 lanjutan dan mengklaim vaksin buatannya efektif 94,5 persen.

Bagaimana dengan dua vaksin produksi Cina?

Pfizer dan BioNTech menjadi perusahaan pertama yang merilis data awal studi Fase 3 dan mengklaim vaksin buatannya efektif 90 persen. Gamaleya, perusahaan bioteknologi Rusia, mengatakan vaksinnya efektif 92 persen.

Pfizer/BioNTech dan Moderna kini berada di jalur yang tepat untuk mendapatkan ijin dari Badan Pengawas dan Makanan AS (FDA) dalam beberapa pekan mendatang untuk penggunaan darurat.

Jika mereka mendapatkan lampu hijau dari FDA, persediaan kedua vaksin akan dibatasi, dijatah sebelum akhir tahun. Mereka yang mendapatkan vaksinasi akan mendapatkan dua suntikan dengan jarak beberapa pekan.

Moderna memperkirakan akan mendapat 20 juta dosis, yang dialokasikan untuk seluruh AS pada akhir 2020. Pfizer/BioNTech memperkirakan memiliki 50 juta dosis secara global pada akhir tahun.

Alex Azhar, Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, menanggapi kabar dari Moderna dengan mengatakan; “Berita ini hasil menakjubkan dari kepemimpinan Presiden Trump dan dukungan tak tergoyahkan untuk #OperationWarpSpeed, penghargaan luar biasa untuk ilmuwan dan inovator AS. Satu lagi, akan selalu ada cahaya di ujung terowongan.”

Albert Bouria, CEO Pfizer, mengatakan sangat seang dengan hasil uji coba Moderna. “Perusahaan kami memiliki tujuan sama, mengalahkan penyakit menakutkan ini. Hari ini kami memberi selamat kepada semua orang di Moderna,” kata Bouria.

Studi Moderna, dikenal sebagai studi COVE, melibatkan 30 ribu peserta di AS dan bekerja sama dengan National Institutes of Health.

Pengumuman Moderna dipastikan membuat dua perusahaan Cina, Sinopharm dan CanSino Biologics Inc berada dalam tekanan hebat. Keduanya telah melakukan uji klinis di banyak negara, tapi belum merilis data awal hasil uji coba-nya.

Back to top button