Pentagon Ungguli Cina dalam Kasus COVID-19
JAKARTA – Amerika Serikat (AS) sejak Kamis (26/3/2020) menjadi negara dengan jumlah kasus coronavirus novel (COVID-19) terkonfirmasi tertinggi. Bahkan melampaui Cina dimana kasus tersebut pertama kali ditemukan.
Menurut database New York Times, Jumat (27/3/2020), AS menyusul Cina ketika total 81.321 orang tercatat telah tertular penyakit. Selain itu, 1.180 orang Amerika telah meninggal karena penyakit tersebut , yang dapat menyebabkan paru-paru penuh dengan darah.
Langkah keras Tiongkok melakukan penutupan perjalanan masuk dan keluar dari Provinsi Hubei, di mana wabah dimulai, membantu mengekang penyebaran virus dan negara itu.
” Tercatat kurang dari 100 kasus baru per hari selama beberapa minggu. Dua pekan, pada 12 Maret, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat hanya 1.629 kasus di AS,” tulis NYT.
Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya menghubungkan lonjakan diagnosa dengan peningkatan tes untuk virus mematikan itu.
“Saya pikir ini merupakan penghargaan untuk pengujian kami,” katanya.
Kota New York menjadi pusat wabah AS dengan lebih dari 37.000 kasus. Membuat sejumlah rumah sakit didaerah itu menjadi kelebihan beban.
Dari catatan, sekitar Selasa dan Rabu malam, sebanyak 88 orang meninggal di New York City akibat COVID-19. Karena itu, Walikota Bill DeBlasio memperkirakan setengah dari populasi kota yang berjumlah 8,1 juta orang pada akhirnya akan tertular virus tersebut.
The New York Times mengutip seorang dokter di Elmhurst Hospital Center di Queens yang menggambarkan situasi itu sebagai “apokaliptik,” dengan 13 orang meninggal di rumah sakit hanya dalam satu shift.
“Publikasi mencatat bahwa beberapa orang meninggal di ruang tunggu sambil menunggu tempat tidur dan ventilator tersedia,” kata dia. [Fan]