Crispy

Cegah Covid-19 di Jepang, 100 Ribu Bunga Tulip Dipangkas

Tokyo – Pihak berwenang Jepang telah menebang lebih dari 100.000 tulip untuk menghentikan pengagum bunga indah itu berkumpul dan mempermudah penyebaran virus corona (Covid-19).

Biasanya, ribuan taman bunga yang cerah menyelimuti Kota Sakura, 50 kilometer arah timur Tokyo, menarik perhatian para wisatawan untuk melihatnya. Negara itu mengambil langkah-langkah yang tegas untuk mengatasi epidemi. Mereka juga menghentikan festival tulip tahunan di taman Sakura Furusato Hiroba.

Sakiho Kusano, seorang pejabat pariwisata kota, seperti dikutip dari Dailymail, kemarin mengatakan banyak pengunjung datang pada akhir pekan ketika bunga-bunga mekar penuh. “Itu menjadi pertemuan massal sehingga kami tidak punya pilihan selain membuat keputusan untuk memotong bunga.”

Barisan bunga merah muda dan merah yang dulunya biasanya tampak seperti karpet taman 7.000 meter persegi itu telah menghilang. Beberapa bunga mawar yang terlewat muncul di antara batang-batangnya, tetapi sebagian besar telah dipotong dan disumbangkan ke taman kanak-kanak lokal.

Beberapa bagian ladang bahkan tampak telah menjadi pemandian lumpur dan rata dengan tanah. Terlepas dari upaya pejabat untuk mengekang kontak orang-ke-orang, segelintir wisatawan masih mengunjungi petak bunga Sakura.

Pengunjung Misako Yonekubo, 77, pergi ke kebun yang sekarang tak indah lagi pada hari Rabu dan berkata: ‘Sangat, sangat, sangat disayangkan. Kegalauan hati saya hilang ketika melihat ini. ‘

Jepang sejauh ini berhasil membendung infeksi virus mematikan itu dengan hanya 11.512 kasus yang dikonfirmasi dan 281 kematian. Ini menjadi titik fokus pada awal pandemi ketika kapal pesiar Diamond Princess yang dilanda virus merapat di Yokahama.

Negara itu sekarang sedang menangani wabah lain setelah 33 anggota awak lagi dites positif di Costa Atlantica di Nagasaki, setelah seorang pelaut jatuh sakit pada hari Selasa.

Sementara itu delapan balita di pusat perawatan Tokyo telah dites positif untuk virus corona setelah seorang anggota staf terjangkit penyakit tersebut. Rumah Sakit Pusat Tokyo Saiseikai, yang mengoperasikan fasilitas itu, mengatakan anak-anak yang terkena dampak telah dirawat di rumah sakit, sementara 21 lainnya dinyatakan negatif dan sedang dalam pengamatan. [Zin]

Back to top button