Oikos

Masker, Stop Ekspor, Perbanyak Impor dan Genjot Produksi

Jakarta – Sejumlah BUMN terus berupaya meningkatkan stok masker untuk keperluan dalam negeri. Komoditas ini menjadi sangat penting di tengah upaya meredam peredaran virus corona (Convid-19) di Tanah Air.

Sejak Februari 2020, tidak ada lagi BUMN yang mengekspor masker karena kebutuhan di dalam negeri menjadi prioritas. Di samping impor bahan baku, BUMN juga akan mengimpor produk jadi guna memenuhi kebutuhan masker di dalam negeri. Bahan baku yang didatangkan dari luar negeri akan diproses lebih lanjut oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI.

“Sementara beberapa BUMN juga akan melakukan impor masker langsung dari luar negeri,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, di Jakarta Senin (16/3/2010).

Arya menerangkan, untuk memenuhi kebutuhan masker, pertama adalah impor bahan baku masker berasal dari India dan China. Sementar hal kedua adalah impor masker. Kain untuk masker akan diimpor dari India. Impor juga akan diupayakan dari China meski perlu usaha ekstra karena Negeri Panda itu juga tengah memerlukan masker untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Menurut Arya, Kementerian BUMN juga akan menyetop ekspor masker oleh perusahaan pelat merah. Dia memastikan sejak Februari tidak ada lagi ekspor masker oleh BUMN. Ekspor terakhir dilakukan pada Januari.

“Setelah itu [Januari] kami sudah minta sudah tidak ada lagi ekspor-ekspor masker, jadi memang yang kami ketahui itu Januari terakhir, kalau Februari sih tidak ada. Januari kami masih proses [pemesanan] yang lama,” ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan ekspor masker selama Februari 2020. Hal ini terlihat dari kenaikan pengiriman barang dengan kode HS 63 yang merupakan barang tekstil jadi lainnya. Jumlah ekspor golongan barang ini meningkat dari US$17,8 juta pada Januari, menjadi US$89,8 juta pada Februari.

Back to top button