Di Tanzania, Pepaya, Puyuh dan Kambing Ternyata Positif Corona
TANZANIA – Banyak sisi lain yang unik selama wabah corona melanda berbagai negara. Diantaranya adalah tanggapan Presiden Tanzania John Magufuli di awal bulan Mei yang menyalahkan alat test Kit impor karena dianggap malawading alias ngaco.
Sebabnya, Presiden Magufuli, yang sebelumnya dikritik karena terkesan meremehkan wabah virus corona, diam-diam telah menguji alat tersebut dengan berbagai sampel non manusia seperti hewan dan tumbuhan yang diberi nama manusia lengkap dengan usianya.
Sampel-sampel itu kemudian diserahkan ke laboratorium Tanzania untuk diuji dengan alat test Kit. Petugas yang memeriksa sampel itu sengaja tidak diberitahu tentang adanya sampel-sampel non manusia tersebut. Hasilnya, sampel dari pepaya, burung puyuh dan seekor kambing ditemukan positif corona.
Magufuli langsung meragukan kredibilitas peralatan dan petugas di laboratorium. Ia juga mempertanyakan data resmi tentang pandemi , karena bisa terjadi orang-orang yang tidak terinfeksi, setelah di tes dengan alat itu menjadi positif corona .
Dalam acara di Chato di Tanzania, Magufuli mengatakan ada kesalahan tekhnis dengan alat test. tersebut dan memerintahkan pasukan keamanan Tanzania untuk memeriksa kualitasnya. Tanpa menyebut dari mana test Kit itu di impor, presiden menduga ada permainan kotor di laboratorium.
Catherine Sungura, kepala komunikasi di kementerian kesehatan mengatakan bahwa Presiden telah menghentikan Nyambura Moremi sebagai direktur laboratorium. Pemberhentian itu dilakukan untuk membuka jalan bagi penyelidikan.
Sungura juga menyampaikan, pemerintah telah membentuk komite beranggotakan 10 orang untuk menyelidiki cara kerja laboratorium, termasuk proses pengumpulan dan pengujian sampel.
Selain itu, pemerintah juga memecat kepala Departemen Toko Medis pemerintah yang bertugas mendistribusikan pasokan medis dan peralatan ke rumah sakit pemerintah.
Komite Senat Ad Hoc menanggapi pemberhentian tersebut sebagai langkah yang salah karena akan berdampak luas pada moral dan motivasi para staf yang bekerja di bawahnya.
Untuk menangani virus corona, Magufuli mengumumkan telah memesan obat herbal Covid Organics yang telah dipromosikan oleh presiden Madagaskar. Herbal tersebut berupa tonic hasil penelitian Institut Malagasi, terbuat dari tanaman Artemisia yang dibudidayakan di Madagaskar.
“Saya sudah menulis surat kepada presiden Madagaskar dan kami akan segera mengirimkan sebuah pesawat untuk mengambil obat sehingga Tanzania juga dapat mengambil manfaat darinya,” kata Magufuli. Selain Tanzania, Republik Kongo juga tertarik untuk mengimpor herbal berupa tonik tersebut.
Presiden Andry Rajoelina dari Madagaskar mengklaim bahwa obat herbal tersebut telah menyembuhkan beberapa orang di Madagaskar dari COVID-19. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan obat tersebut belum terbukti manjur, bahkan belum diuji oleh para ilmuwan.
Pemerintahan Magufuli mendapat sorotan dan kritikan karena kurangnya transparansi mengenai angka kasus Covid-19 yang sebenarnya. Kasus virus corona di Tanzania menurut data terakhir yang dirilis pada 29 April tercatat 480 orang positif corona dan 16 orang diantaranya meninggal.
Magufuli juga menyatakan kasus corona mengalami penurunan. Hal itu berdasarkan berkurangnya jumlah penderita corona di Rumah Sakit Amana di Dar Es Salaam dari 198 kasus menjadi 12. Penurunan juga terjadi di kota Lulanzi dari 50 menjadi 22 orang.
Presiden Magufuli mengklaim penurunan kasus corona tersebut berkat doa rakyatnya.