Solilokui

Korma Berbuah Seribu Dinar

Suatu hari, ia menanam bibit pohon kurma. Tiba-tiba gubernur di daerahnya, lewat akan berburu.

Oleh   : Usep Romli H.M.

Seorang tua sangat rajin bercocok-tanam. Di kebunnya yang tak begitu luas, ia menanam aneka macam tanaman. Ada yang cepat berbuah, seperti tomat, mangga, papaya, dll. Ada yang lama berbuah, seperti kurma, kenari, dan sebagainya. Para tetangga sering mengejeknya. Menganggap pekerjaan itu sia-sia karena tak akan termakan oleh dirinya sendiri.

“Tak masalah,” kata petani tua itu. “Mungkin anak atau cucuku yang memetik  hasilnya kelak. Tak apa-apa. Aku ikhlas memberi sesuatu yang baik dan halal  bagi mereka. Untukku sendiri, cukuplah kebunku teduh dan rimbun saja. Sepanjang punya nafas, dan langit masih terbentang luas, aku tak akan berhenti menanam apa saja.”

Suatu hari, ia menanam bibit pohon kurma. Tiba-tiba gubernur di daerahnya, lewat akan berburu. Tertarik oleh orang tua renta sedang sibuk menanam bibit kurma, ia berhenti dan bertanya : “Untuk siapa kakek menanam pohon kurma itu?”

“Insya Alloh, untuk kakek sendiri, jika ada umur. Kalau kakek mati sekarang atau besok, pohon kurma ini tentu akan terwariskan kepada anak atau cucuku. Biar mereka yang menikmati hasilnya.”

Mendengar jawaban itu, gubernur gembira. Ada salah seorang rakyatnya rajin bercocok-tanam. Tidak untuk dirinya sendiri, tapi untuk masa depan. Ia mengambil pundi-pundi uang berisi seribu dinar.

“Ini sebagai tanda penghargaan dariku untuk orang tua yang rajin dan ikhlas.“ Gubenur mengangsurkan pundi-pundi. Si Kakek menerimanya dengan takzim, sambil mengucapkan Alhamdulillah.

Kepada para tetangganya, kakek petani itu menceriterakan, bahwa ia baru saja menanam bibit kurma dan langsung berbuah. Langsung  diborong oleh gubernur, se-harga  seribu dinar. [  ]

Sumber : “Anecdots from Islam “ M. Ibrahim Khan (1969)                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   

Back to top button