Kesehatan Mental, Kunci untuk Melawan di Tengah Pandemi
JAKARTA – Kesehatan mental adalah kunci agar bisa membela negara di tengah pandemi Covid-19. Sebab dengan mental sehat, diyakini masyarakat akan mampu melawan berbagai hal negatif yang diakibatnya Covid-19, sekaligus meneguhkan persatuan agar pandemi segera berakhir.
“Bagaimana mau bela negara kalau mental kita terserang,” ujar psikolog dan pakar micro ekspresi, Poppy Amalia, saat kegiatan “Ngopi Daring Bela Negara: Mental Healt, Check!” yang digelar Direktorat Jenderal Potensi Keamanan (Pothan) Kementerian Pertahanan (Kemhan) di Jakarta, Jumat (6/8/2021).
Ia menilai, kondisi kesehatan mental masyarakat Indonesia tengah chaos menghadapi pandemi. Kondisi itu sangat mengkhawatirkan, karena bila kesehatan mental tidak baik, seseorang bisa melakukan hal-hal konyol. Salah satu contohnya, video viral seorang artis berjalan di jalan umum hanya berbikini. Lalu seorang pejabat di Bandung melakukan percobaan bunuh diri sebagai protes kebijakan PPKM Darurat.
“Bagaimana seorang berjalan dengan bikini di tengah jalan. Itu karena kesehatan mental tidak baik menyikapi berbagai hal di masa pandemi,” kata dia.
Menurut Poppy, bentuk perlawanan terhadap Covid-19, salah satu perasaan orang harus senang dan bahagia, sehingga mental menjadi sehat. Disamping itu, peran keluarga juga harus mendukung, terutama orang tua. Pasalnya, dengan berbagai pembatasan, banyak anak muda dan anak-anak menjalani pendidikan secara daring.
“Artinya, mereka lebih banyak berada di dalam kamar dan jarang bertemu dengan keluarga,” katanya.
“Keluarga harus peduli, terutama ibu harus care dan pintar melihat kondisi anak. Tanyakan bila ada anak lagi sedih,” Poppy menambahkan.
Kedua, lanjutnya, anak harus diajari mengenal emosi. Pun kalau anaknya mengenal kesalahan, jangan divonis dulu, perbanyak mendengar. Karenanya, ibu harus jadi konselor rumah tangga dan keluarga harus paham bahwa sang anak butuh bantuan.
“Itu bisa menjadi peran seorang ibu dalam ikut serta bela negara, dengan menyelamatkan anak-anak mereka dari masalah mental. Perempuan (ibu) adalah tiang negara, kalau ibu-ibu mampu mendidik anak dengan baik, maka dia telah berhasil menegakkan tiang negara,” kata Poppy.
Senada, aktris dan psikolog, Virnie Ismail, yang turut dalam kegiatan itu mengatakan, pandemi Covid-19 membuat banyak orang sensitif, stress, dan depresi. Oleha sebab itu, untuk melawan maka harus menjaga kesehatan mental, belajar bijak, dan berpikir positif.
Sementara, salah satu bintang Film Habibie dan Ainun, Jordy Pranat, mengaku kondisi pandemi butuh kesehatan mental yang kuat. Pasalnya, ia merasakan setiap pagi harus mendengar pengumuman duka dari Toa di masjid serta grup-grup WA.
Untuk menyikapi itu, ia berusaha menjaga kesehatan mental dirinya dan keluarga, dengan banyak melakukan komunikasi ke teman, tetangga, sahabat, dan lain-lain.
“Itu lumayan ngebantu. Oh gw gak sendiri, di masa pendami ini tidak hanya gw, semua orang juga kesulitan. Di luar sana banyak lebih parah,” katanya.
Direktur Bela Negara Kemhan, Brigjen TNI Jubei Levianto, menjelaskan saat ini sudah 3,5 juta penduduk Indonesia yang terpapar Covid-19. Karena itu, menjadi tugas bersama agar penduduk yang belum terkena agar tidak ikut terpapar. Caranya, dengan meningkatkan kesehatan mental agar imunitas dalam diri juga kuat.
Ia berharap, kegiatan itu bisa memberikan pencerahan, sehingga seluruh warga Indonesia memiliki mental yang tangguh. “Acara Ngopi Daring digelar agar masyarakat Indonesia melihat begini caranya untuk membuat ketahanan mental. Bagaimana kita bisa bela negara, kalau mental kita tidak sehat. Mental harus sehat dulu, baru bela negara,” ujar dia.