NATO Ingin AS Sebar Rudal Nuklir di Eropa Timur, Moskwa: Tindakan Itu Mengarah ke Destabilisasi
- Rusia mengatakan pernyataan Jens Stoltenberg membuat UU Pendiri Hubungan Rusia-NATO menjadi tidak berguna.
- Rusia tidak akan mengabaikan provokasi besar yang dibuat NATO dan Uni Eropa.
JERNIH — Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mendesak AS menyebar senjata nuklir ke Eropa Timur, dekat perbatasan Rusia. Moskwa marah dan mengecam.
Dalam pidato di Asosiasi Atlantik Jerman, Jumat 19 November, Stoltenberg mengatakan langkah menyebar senjata nuklir diperlukan karena ancaman yang ditimbulkan Moskwa.
“Tujuan kami adalah dunia bebas senjata nuklir,” katanya. “Tapi selama orang lain memilikinya, NATO juga harus memilikinya.”
Russia Today menulis Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko terkejut dengan pernyataan Stoltenberg. Kepada RIA Novosti, beberapa jam setelah pernyataan Stoltenberg, Grushko mengatakan komentar itu merupakan ancaman bagi perjanjian damai.
“Jika benar dia mengatakan itu, artinya itu suara kolektif yang dibicarakan sekretaris jenderal,” kata Grushko. “Undang-undang Pendiri Hubungan Rusia-NATO, atau Founding Act of Russia-NATO, tidak ada lagi.”
Undang-Undang Pendiri tentang Hubungan, Kerjasama dan Keamanan ditandatangani Rusia dan blok yang dipimpin AS pada Mei 1997. Berdasarkan perjanjian itu, Moskwa dan NATO tidak menganggap satu sama lain sebagai lawan, dan harus berusaha mengatasi sisa-sisa konfrontasi dan persaingan sebelumnya, serta bekerja membangun rasa saling percaya dan kerja sama.
Secara terpisah, dalam dokumen itu kedua pihak berjanji tidak menyebarkan senjata nuklir di wilayah anggota baru NATO, yaitu negara-negara Eropa Timur. Sebanyak 14 negara, termasuk negara eks-Uni Soviet dan Pakta Warsawa setuju.
Stoltenberg sebelumnya mengatakan dengan kepergian Kanselir Jerman Angela Merkel dalam waktu dekat, ada kekhawatiran Berlin menolak pembelian pesawat berkemampuan nuklir yang baru.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskwa tidak akan mengabaikan provokasi besar yang dibuat NATO dan negara-negara Uni Eropa.
Bagi Rusia, penyebaran senjata nuklir sampai ke wilayah sangat dekat dengan Rusia akan sangat menyakitkan. Menurut Lavrov, tindakan NATO mengarah ke destabilitasi.