Guna mengatasi banyaknya keluhan dari masyarakat terkait sulitnya pembuatan SIM, Iwan mendorong pemerintah membuat safety driving centre sebagai tempat edukasi terkait berkendara secara teori maupun praktek.
JERNIH- Di media sosial, banyak sekali yang mengeluhkan sulitnya ujian praktek pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM), bahkan menjadi bahan olokan warganet. Beberapa di antaranya, malah mengatakan sekaliber Valentino Rossi pun, bakal gagal jika bikin SIM di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Direktur Lalu Lintas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kombes Pol Iwan Saktiadi menilai, bahwa ujian praktek tersebut formulanya dirumuskan para ahli, termasuk ahli psikologi serta teknis kendaraan bermotor.
Rumusan itu, dibuat agar pemegang SIM nantinya dapat berkendara dengan baik di jalan raya dengan mengutamakan aspek keselamatan, kelancaran, ketertiban juga keamanan.
“Miniatur-miniatur ujian yang kita aplikasikan dalam lapangan ujian praktik ini merupakan hal-hal yang sudah di-create sedemikian rupa sehingga memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai berlalu-lintas di jalan raya,” kata Kombes Pol Iwan Saktiadi.
Seperti diberitakan Kumparan, dia bilang tak ada tujuan mempersulit masyarakat dalam membuat SIM. Meski diakuinya, banyak hal dalam ujian praktek tersebut jarang ditemui di jalan raya secara nyata. Misalnya, lintasan sempit dan sejumlah rintangan lainnya.
“Jika melewati ujian itu bisa, setidaknya dengan kondisi jalan yang lebih (mudah) dari itu, mungkin dengan jalan yang lebih lebar, tanpa obstacle, pengemudi atau pengendara akan lebih bisa melalui proses dengan selamat, lancar, tertib, dan aman,” sebut Iwan.
Guna mengatasi banyaknya keluhan dari masyarakat terkait sulitnya pembuatan SIM, Iwan mendorong pemerintah membuat safety driving centre sebagai tempat edukasi terkait berkendara secara teori maupun praktek.
Di sana, warga juga bisa berlatih sebelum mengikuti ujian pembuatan SIM. Namun safety driving centre ini membutuhkan area besar dan infrastruktur mahal sehingga perlu dilakukan bersama-sama.[]
