Crispy

Kolaborasi Pentahelix Penting untuk Kebangkitan UMKM Jawa Barat

Jabar tercatat memiliki 58.000 UMKM yang terdampak pandemi. Berkat kolaborasi dan upaya Pemda Pronvinsi Jabar, jumlah UMKM yang terdampak berangsur menurun di angka 37.000.

JERNIH – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengemukakan, kolaborasi pentahelix atau multipihak yang melibatkan akademisi, pemerintah, komunitas, bisnis, dan media penting untuk diterapkan dalam upaya kebangkitan UMKM Jawa Barat.

Ia memaparkan, Jabar tercatat memiliki 58.000 UMKM yang terdampak pandemi. Berkat kolaborasi dan upaya Pemda Pronvinsi Jabar, jumlah UMKM yang terdampak berangsur menurun di angka 37.000.

“UMKM di Jawa Barat tercatat 58.000 yang terdampak pada masa pandemi, kemudian berangsur turun menjadi 37.000-an,” kata Atalia ketika menghadiri Lomba Fashion Show Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2022 di Trans Convention Centre Bandung, Sabtu (14/5/2022).

“Saat ini kita berharap akan semakin rendah jumlah (UMKM) yang terdampak. Alhamdulillah, berkat dukungan dari berbagai pihak lewat kolaborasi pentahelix terlihat nyata hasilnya,” katanya.

Upaya pelatihan melalui Program Pemda Provinsi Jabar untuk pelaku UMKM di Jawa Barat pun terus digalakan, salah satunya lewat Program One Pesantren One Product (OPOP), yang bertujuan untuk menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat, dan pesantren.

Dalam OPOP diberikan pengembangan ketrampilan, teknologi produksi, distribusi, maupun pemasaran melalui sebuah pendekatan inovatif dan strategis, sehingga pemasaran produk OPOP dapat merambah ke pasar tak hanya di dalam negeri, melainkan juga luar negeri.

“Alhamdulillah, dari pelatihan-pelatihan yang diberikan menghasilkan banyak sekali pesantren yang produk-produknya merambah tak hanya di dalam negeri, melainkan juga ke luar negeri,” paparnya. 

Atalia menegaskan pula, yang tak kalah penting adalah penguatan promosi dan pemasaran produk UMKM di Jawa Barat karena banyak sekali produk UMKM yang tak mampu terserap pasar oleh sebab minimnya promosi.

“Yang saat ini kita lakukan adalah terkait promosi, yang merupakan satu hal sangat penting karena banyak pelaku usaha beberapa waktu belakangan ini yang memiliki banyak produk, tapi tak terserap pasar,” ucapnya. [*]

Back to top button