Sanus

Ini Beda Cacar Biasa dan Cacar Monyet Menurut WHO

Sebutan cacar monyet diambil karena virus ini pertama kali diisolasi dari monyet. Namun demikian kemungkinan inang alami virus cacar monyet ini adalah hewan pengerat.

JERNIH-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kemungkinan akan semakin bertambah kasus cacar monyet di dunia. Data yang dimiliki PBB hingga Sabtu (22/5/2022), jumlah komulatif kasus sebanyak 92 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan 28 kasus suspek dari 12 negara.

Penyakit cacar monyet selama ini hanya dikenal di wilayah Afrika sebagai endemisehingga otorita kesehatan terkejut ketika menemukan kasus cacar monyet tiba-tiba ditemukan diberbagai negara yang selama ini tidak memiliki kasus semacam ini.

Sedangkan ahli penyakit infeksi dari WHO, David Heymann, menyebut jika kasus cacar monyet di beberapa negara diduga menyebar gara-gara aktivitas seksual. Seseorang diketahui bisa terinfeksi cacar monyet bila melakukan kontak fisik, terpapar cairan tubuh dari orang sakit.

Bagaimana mengetahui beda antara cacar monyet dengan cacar biasa (smallpox) yang selama ini dikenal oleh masyarakat?

Dikutip dari laman resmi WHO, berikut beda cacar monyet dengan cacar.

Virus berbeda

Penyebab cacar monyet adalah monkeypox virus (MPV) sedangkan cacar air disebabkan oleh virus variola. Namun keduanya masih satu genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.

Penularan cacar monyet lebih sulit

Seseorang dapat tertular cacar baik monyet maupun cacar biasa bila melakukan kontak fisik dengan air liur, cairan bintil, darah dari hewan sakit, hingga benda yang terkontaminasi. Cara penularan keduanya kurang lebih sama yakni melalui cairan tubuh.

Namun menurut WHO, cacar monyet penularannya jauh lebih lambat dibanding cacar biasa.

Gejala lebih ringan

Kedua penyakit cacar ini memiliki gejala ringan yang hampir sama dan bisa sembuh sendiri. Namun pada anak-anak bisa lebih parah. Adapun gejala tersebut meliputi demam hingga timbulnya bintil-bintil berisi cairan di kulit.

“Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan rata-rata gejala berlangsung dari dua hingga empat minggu. Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan sifat komplikasi,” tulis WHO.

Sementara gunakan vaksin cacar biasa

Mengingat belum ada vaksin khusus untuk cacar monyet, WHO menyarankan penggunaan vaksin cacar karena studi menganggap vaksin cacar biasa memberi efek perlindungan.

Badan Obat Eropa (EMA) juga telah memberi izin penggunaan vaksin cacar biasa untuk cacar monyet tahun 2022 ini, sambil menunggu vaksin khusus cacar monyet dikembangkan. (tvl)

Back to top button